rom/tom
Perkembangan teknologi sel surya semakin berkembang. Seiring dengan dilakukannya penelitian sumber energi terbarukan. Seperti diketahui, sumber energi yang ada di bumi ini semakin terbatas. Jadi semakin lama kita menggunakan sumber energi yang ada saat ini akan berakibat terjadinya krisis energi global. Tentunya, perlu dilakukan tindakan antisipasi terhadap permasalahan tersebut dengan mencari sumber energi yang lainnya.
Dan salah satunya sumber energi alternatif adalah sel surya. Sebuah bahan yang dapat mengubah tenaga dari sinar matahari menjadi sumber energi yang lainnya (panas, listrik, dan lain-lain). Padahal kita tahu, kalau sinar matahari tersebut adanya berlimpah, malahan diprediksi tidak akan pernah kehabisan. Namun demikian, perkembangan dari sel surya selama ini masih terhambat dari biaya produksi dan effisiensi yang dimiliki masih terlalu kecil.
Namun dengan adanya penelitian dari instansi atau lembaga pendidikan dan penelitian, hal tersebut dapat dikurangi. Dan salah seorang peneliti dibidang sel surya dari ITB, Prof. Dr. M. Barmawi telah melakukan penelitian terhadap sel surya silikon amorf. Dan terbukti, sel surya jenis ini ternyata mempunyai effisiensi sampai 10 persen. "Effisiensi dari sel surya silikon amorf ini antara 5 persen sampai 10 persen," jelasnya di seminar Nasional "Aplikasi Sel Surya Dalam Menunjang Pengembangan Sumber Energi Alternatif " di Hotel Sahid kemarin (19/9).
Meski demikian, kendala yang dihadapi masih banyak. Salah satunya dalam hal pabrikasi sel surya tersebut. Karena dalam pembuatan sel surya yang diproduksi secara massal memerlukan biaya yang tidak sedikit. Padahal berdasarkan penelitian, mengunakan bahan silikon amorf lebih murah jika dibandingkan dengan yang lainya. "Mahalnya biaya produksi dikarenakan perhitungan dari produsen, baik itu dalam pembuatan pabriknya, peralatanya, dan hal-hal lainya," bantah guru besar ITB tersebut terhadap seorang peserta seminar yang bertanya kemungkian untuk produksi massal dengan biaya kecil.
Menurutnya, sel surya silikon amorf ini dalam pembuatannya ditunjang dengan plasma enhanced chemical vapor deposition (PECVD). Dan dapat beroperasi pada suhu 200 derajat celsius. Padahal pada kegenarasi sebelumnya hanya mampu sampai 150 derajat celcius. Tentunya, keunggulan ini terletak pada dibuatnya lapisan delta di antara kurva p dan n untuk mengatasi terjadi pengurang effisiensi. "Dengan adanya bentuk seperti ini diharapakan akan memperbesar effisiensi dari sel surya tersebut," kata pria yang berpakaian batik ini.
Disamping Prof. Dr. Barmawi, pembicara yang lainya adalah Dr. Ir. Eddy Yahya, M.Sc(Jurusan Fisika FMIPA ITS), Ir. Agung Budiono, M.Sc (Jurusan Teknik Fisika ITS). Adapun dari kalangan pengusaha adalah Ir. Chayun Budiono, M.Sc (PT. Gerbang Multindo Nusantara, perusahaan yang bergerak dibidang pemasaran sel surya fotovoltanik).
Sedangkan mengenai kegiatan ini sendiri, bertujuan untuk lebih mengembangkan penelitian dan juga aplikasi dari sel surya bagi industri maupun rumah tangga serta pengembangan fasilitas pendukungnya. "Seminar ini bertujuan untuk mengembangkan penelitian dan aplikasi langsung dari sel surya dan fasilitas pendukungnya," jelas Ir. Zulkifli, M.Sc, ketua panitia seminar.
Meski seminar sel surya kali ini merupakan pertama kali diadakan. Namun tak tertutup kemungkinan akan direncanakan secara rutin. "Kegiatan ini baru pertama kalinya diadakan oleh ITS. Kami merencanakan untuk merutinkan kegiatan ini," jelas Ir. Zulkifli.
Sumber : Situs ITS (15 Maret 2005)
http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1210179386
===================
Moehammad Barmawi, Prof. Dr.
lahir | : | Bandung, 1 September 1932 |
pendidikan | : | S3 (Univ. Chicago, USA, 1960-1964) S2 (Univ. Chicago, USA, 1957-1960) S1 (Fisika ITB, 1956-1957) |
karir | : | Guru Besar Fisika ITB (1985-sekarang) Guru Besar Madya Fisika ITB (1975-1985) Staf pengajar Fisika ITB (1957-sekarang) Dosen Luar Biasa pada Program Pasca Sarjana UI (1978-sekarang) |
penelitian | : | M. Barmawi memiliki pengalaman penelitian yang panjang. Dimulai sebagai Research Assistant di Enrico Fermi Institute for Nuclear Studies, University of Chicago. Kemudian beliau juga pernah menjadi Associate di International Center for Theoretical Physics, Italy. Sejak kembali ke tanah air tahun 1967, Prof. M. Barmawi mengembangkan riset di berbagai bidang, seperti geofisika dan fisika material. Akhirnya pada tahun 1980, beliau mengkhususkan dalam bidang fisika material elektronik di mana beliau menjadi Kepala Laboratoriumnya hingga sekarang. Dalam perkembangannya selama hampir 20 tahun, Laboratorium Fisika Material Elektronik ITB telah berhasil mengembangkan berbagai sarana penelitian dalam bidang film tipis material elektronik, berupa sistem Plasma CVD, Sputtering, MOCVD dan yang paling baru - diselesaikan Februari 2000 - adalah sistem Pulsed Laser Deposition. Penelitian yang dilakukan di laboratorium Fisika Material Elektronik ITB, difokuskan pada topik-topik seperti silikon amorf dan penerapannya, semikonduktor paduan, superkonduktor, oksida, dan material ferroelektrik. |
karya utama | : | - Elektronika Terpadu, bersama M.O. Tjia (terjemahan) - Pengantar Design Sistem Mikroprosesor, bersama M.O. Tjia (terjemahan) - Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor, bersama M.O. Tjia (terjemahan) - 176 (sampai 1999) karya ilmiah di jurnal dan prosiding |
penghargaan | : | Habibie Award bidang sains (1999) Hadiah Ilmu Pengetahuan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1999) http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakprestasi&967914527 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar