Rabu, 13 Oktober 2010

Prof Dr. Ing BJ Habibie – Pemegang 46 Paten di bidang Aeronautika


Prof. Dr.-Ing. Dr. Sc. H.C. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie lahir tanggal 25 Juni 1936 di Parepare, Sulawesi Selatan Indonesia. Anak ke empat dari delapan bersaudara dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardoyo. Dia hanya satu tahun kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) karena pada tahun 1955 dia dikirim oleh ibunya belajar di Rheinisch Westfalische Technische Honuchscule, Aschen Jerman.

Setelah menyelesaikan kuliahnya dengan tekun selama lima tahun, B.J. Habibie memperoleh gelar Insinyur Diploma dengan predikat Cum Laude di Fakultas Teknik Mekanik Bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Udara. Pemuda Habibie adalah seorang muslim yang sangat alim yang selalu berpuasa Senin dan Kamis. Kejeniusannya membawanya memperoleh Gelar Doktor Insinyiur di Fakultas Teknik Mekanik Bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Udara dengan predikat Cum Laude tahun 1965.

B.J. Habibie memulai kariernya di Jerman sebagai Kepala Riset dan Pembangunan Analisa Struktur Hamburger Flugzeugbau Gmbh, Hamburg Jerman (1965-1969). Kepala Metode dan Teknologi Divisi Pesawat Terbang Komersial dan Militer MBB Gmbh, Hamburg dan Munchen (1969-1973). Wakil Presiden dan Direktur Teknologi MBB Gmbh Hambur dan Munchen (1973-1978), penasehat teknologi senior untuk Direktur MBB bidang luar negeri (1978). Pada tahun 1977 dia menyampaikan orasi jabatan guru besarnya tentang konstruksi pesawat terbang di ITB Bandung.

Tergugah untuk melayani pembangunan bangsa, tahun 1974 B.J. Habibie kembali ke tanah air, ketika Presiden Soeharto memintanya untuk kembali. Dia memulai kariernya di tanah air sebagai Penasehat Pemerintah Indonesia pada bidang teknologi tinggi dan teknologi pesawat terbang yang langsung direspon oleh Presiden Republik Indonesia (1974-1978). Pada tahun 1978 dia diangkat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi merangkap sebagai kepala BPPT. Dia memegang jabatan ini selama lima kali berturut-turut dalam kabinet pembangunan hingga tahun 1998.

Sebelum masyarakat Indonesia menggelar pemilihan umum tahun 1997, Habibie menyampaikan kepada keluarga dan kerabatnya secara terbatas bahwa dia merencanakan berhenti dari jabatan selaku menteri setelah Kabinet Pembangunan Enam berakhir. Namun, manusia merencanakan Tuhan yang menentukan. Tanggal 11 Maret 1998, MPR memilih dan mengangkat B.J. Habibie sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia ketujuh.

Pada saat bersamaan, krisis ekonomi melanda kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia, dan hal itu segera berdampak pada krisis politik dan krisis kepercayaan. Kriris berubah menjadi serius dan masyarakat mulai menuntut perubahan dan akhirnya tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya. Sesuai pasal 8 UUD 1945, pada hari yang sama, sebelum itu, B.J. Habibie diambil sumpah jabatannya sebagai Presiden oleh Ketua Mahkamah Agung RI.

Presiden B.J. Habibie memegang jabatan presiden selama 518 hari dan selama masa itu, dibawah kepemimpinannya Indonesia tidak hanya sukses menyelenggarakan pemilihan umum yang jujur dan adil pertama kali tanggal 7 Juni 1999, tetapi juga sukses membawa perubahan yang signifikan terhadap stabilitas, demokratis dan reformasi.

Prof. B.J. Habibie mempunyai medali dan tanda jasa nasional dan internasional, termasuk ‘Grand Officer De La Legium D’Honour, hadiah tertinggi dari Pemerintah Perancis atas konstribusinya dan pembangunan industri di Indonesia pada tahun 1997; ‘Das Grosskreuz’ medali tertinggi atas konstribusinya dalam hubungan Jerman-Indonesia tahun 1987; ‘Edward Warner Award, pemberian dari Dewan Eksekutif Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) pada tahun 1994; ‘Star of Honour ‘Lagran Cruz de la Orden del Merito Civil dari Raja Spanyol tahun 1987. Dia juga menerima gelar doktor kehormatan dari sejumlah universitas, seperti Institut Teknologi Cranfield, Inggris; Universitas Chungbuk Korea dan beberapa universitas lainnya.

Selama kariernya, dia memegang 47 posisi penting seperti Direktur Presiden IPTN Bandung, Presiden Direktur PT PAL Surabaya, Presiden Direktur PINDAD, Ketua Otorita Pembangunan Kawasan Industri Batam, Kepala Direktur Industri Strategis (BPIS) dan Ketua ICMI. Sampai sekarang, ia masih menjabat sebagai Presiden Forum Islam Internasional dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan pengembangan SDM sejak tahun 1977, Penyantun dan Ketua Habibie Centre untuk urusan luar negeri sejak tahun 1999.

Dia juga anggota beberapa institusi non pemerintah internasional seperti Dewan Gerakan Internasional sejak tahun 2002, sebuah LSM yang beranggotakan kurang lebih 40 orang mantan presiden dan Perdana Menteri dari beberapa negara. Dia juga anggota pendiri Perkumpulan Islam Internasional Rabithah ‘Alam Islam sejak tahun 2001 yang bermarkas besar di Mekkah, Saudi Arabia. Dari semua organisasi yang disebutkan sebagian besar telah meminta Habbie menjadi salah satu pendiri Asosiasi Etika Internasional, Politik dan Ilmu Pengetahuan yang telah berdiri pada tanggal 6 Oktober tahun 2003 di Bled Slovenia yang anggotanya terdiri dari negarawan dan ilmuwan dari sejumlah negara.

Aktivitas sebelumnya terlibat dalam proyek perancangan dan desain pesawat terbang seperti Fokker 28, Kendaraan Militer Transall C-130, CN-235, N-250 dan N-2130. Dia juga termasuk perancang dan desainer yang jlimet Helikopter BO-105, Pesawat Tempur, beberapa missil dan proyek satelit. Prof B.J Habibie mempublikasikan 48 karya imiah ilmu pengetahuan dalam bidang Thermo dinamik, Konstruksi, Thermo Instalasi Udara dinamik. (eforum3)

sumber :http://suciptoardi.wordpress.com/2010/02/20/prof-dr-ing-bj-habibie-pemegang-46-paten-di-bidang-aeronautika/

--------------------

Prof. Dr. Ing BJ Habibie - holder of 46 patents in the field of Aeronautical

Prof. Dr.-Ing. Dr. Sc. H.C. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie was born on June 25, 1936 at Pare Pare, South Sulawesi, Indonesia. The fourth child of eight siblings of the couple Alwi Abdul Jalil Habibie and RA Tuti Marini Puspowardoyo. He's just one year studying at Institut Teknologi Bandung (ITB) because in 1955 he was sent by his mother studied at the Rheinisch Westfalische Technische Honuchscule, Aschen Germany.

After completing his studies diligently for five years, BJ Habibie received his Engineer Diploma with honors Cum Laude at the Faculty of Mechanical Engineering Design and Construction Division Aircraft. Youth Habibie was a very pious Muslim who is always fast Mondays and Thursdays. Obtained a doctoral degree his genius brought Insinyiur at the Faculty of Mechanical Engineering Design and Construction Division Aircraft with Cum Laude in 1965.

B.J. Habibie began his career in Germany as Head of Research and Development of Structural Analysis Hamburger Flugzeugbau Gmbh, Hamburg, Germany (1965-1969). Head of Methods and Technology Division, Commercial and Military Aircraft MBB Gmbh, Hamburg and Munich (1969-1973). Vice President and Director of Technology Gmbh MBB scattered and Munich (1973-1978), senior technology adviser for foreign affairs director of MBB (1978). In 1977 he delivered speeches professorship is about aircraft construction at ITB Bandung.

Inspired to serve the nation-building, in 1974 BJ Habibie return to their homeland, when President Soeharto asked him to return. He began his career in the homeland as Adviser Government of Indonesia in the field of high technology and aircraft technology that directly responded to by the President of the Republic of Indonesia (1974-1978). In 1978 he was appointed Minister of State for Research and Technology concurrently as the head of BPPT. He held this position for five consecutive times in the cabinet construction until 1998.

Before the people of Indonesia to hold general elections in 1997, Habibie told the family and relatives are limited that he planned quit from his post as minister after the cabinet ended Six Development. However, people planning a God disposes. On 11 March 1998, the Assembly to elect and appoint BJ Habibie as Vice President of the Republic of Indonesia seventh.

At the same time, the economic crisis hit Southeast Asia including Indonesia, and it was immediately an impact on the political crisis and crisis of confidence. Turned into a serious crisis and people start demanding change, and finally on May 21, 1998, President Suharto announced his resignation. According to Article 8 UUD 1945, on the same day, before that, BJ Habibie was sworn in office as President by the Chairman of the Supreme Court.

President B.J. Habibie, held the presidency during the 518 days and during this time, under Indonesian leadership not only successfully conducted elections honest and fair the first time on June 7, 1999, but also successfully brought significant changes to the stability, democratic and reform.

Prof. B.J. Habibie has the medals and national and international honors, including the 'Grand Officer de la Legium D'Honour, the highest prize from the French Government on the contributions and industrial development in Indonesia in 1997;' Das Grosskreuz 'highest medal for contributions in the German-Indonesian relations in 1987; 'Edward Warner Award, the granting of the Executive Board of the International Civil Aviation Organization (ICAO) in 1994;' Star of Honour 'Lagran Cruz de la Orden del Merito Civil from the King of Spain in 1987. He also received honorary doctorates from several universities, such as the Cranfield Institute of Technology, UK; University Chungbuk Korea and several other universities.

During his career, he held 47 positions as Director of the President IPTN Bandung, President Director of PT PAL Surabaya, President Director PINDAD, Chairman of the Batam Industrial Development Authority, Chief Director of Strategic Industries (BPIS) and Chairman of the ICMI. Until now, he still served as President of the International Islamic Forum in science, technology and human resources development since 1977, Trustees and Chairman of the Habibie Centre for foreign affairs since 1999.

He is also member of several international non-governmental institutions such as the Council of the International Movement since 2002, an NGO consisting of approximately 40 former presidents and prime ministers from several countries. He is also a founding member of the International Islamic Society Rabithah 'Nature of Islam since 2001 headquartered in Mecca, Saudi Arabia. Of all the organizations mentioned most requested Habbie become one of the founders of the Association of International Ethics, Politics and Science which was established on October 6, 2003 in Bled Slovenia composed of statesmen and scientists from several countries.

Activity was previously involved in the project design and design aircraft such as Fokker 28, Vehicles Military Transall C-130, CN-235, N-250 and N-2130. She also includes drafting and designers who jlimet BO-105 helicopter, fighter aircraft, some missiles and satellite projects. Prof. BJ Habibie imiah publish 48 works of science in the field of thermo dynamics, Construction, Installation Air Thermo dynamic. (Eforum3)

source: http://suciptoardi.wordpress.com/2010/02/20/prof-dr-ing-bj-habibie-pemegang-46-paten-di-bidang-aeronautika/

1 komentar:

  1. Minta salah satu nomor paten yg sdh dipublikasi resmi dr Habibie.

    BalasHapus