Selasa, 08 Desember 2009

Biografi Ilmuwan Indonesia

1.Djoko Santoso (rektor ITB)

Djoko Santoso (lahir di Bandung, Jawa Barat, 9 September 1953; umur 56 tahun) adalah rektor Institut Teknologi Bandung masa jabatan 2005-10. Ia adalah guru besar Teknik Geofisika dan terpilih pada 17 Januari 2005. Ia menggantikan Kusmayanto Kadiman. Setelah menamatkan gelar sarjana Teknik Geologi di ITB pada tahun 1976, ia melanjutkan ke International Institute of Seismology and Earthquake Engineering di Tokyo, Jepang untuk postgraduate diploma pada 1979 dan kemudian meraih gelar M.Sc. untuk bidang Geotechnical Engineering dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand pada 1982. Gelar Doktor dalam Ilmu Teknik diraih pada tahun 1990 dari Institut Teknologi Bandung.

2Warsito

Dr. Warsito (Solo, 1967) adalah seorang penemu alat pemindai tubuh (tomografi) yang lebih murah dan akurat yang dinamakan ECVT (electrical capacitance volume tomography) [1]. Warsito meraih gelar doktor dari Universitas Shizuoka Jepang tahun 1997. Dia memulai riset tomografi ini sejak tahun 1991 ketika masih menjadi mahasiswa S1. Saat itu ia masih mengembangkan tomografi ultrasound yang bertujuan untuk mendeteksi kepekatan gas dan partikel di dalam reaktor berfasa banyak [2]. Selain melakukan penelitian, Warsito juga mengajar di Sekolah MIPA dan Fisika, Universitas Indonesia, mengarahkan murid-murid postdoctoral dari Universitas Negeri Ohio, Universitas Negeri Washington dan Universitas Shizuoka [3].
[sunting]Publikasi

W Warsito and L.-S.Fan, Neural network based multi-criterion optimization image reconstruction technique for imaging two- and three-phase flow systems using electrical capacitance tomography, 2001, Meas. Sci. Technol., 12, 2198-2210.
Warsito W. Fan L.-S; ECT imaging of three-phase fluidized bed based on three-phase capacitance model, Chemical Engineering Science, 2003.
Bing Du, W. Warsito, and Liang-Shih Fan, ECT Studies of Gas-Solid Fluidized Beds of Different Diameters, AIChE Journal, 2004.
W. Warsito and Liang-Shih Fan. 3D-ECT Velocimetry for Flow Structure Quantification of Gas-Liquid-Solid Fluidized Beds, Canadian Journal of Chemical Engineering, 2003.
W. Warsito, Q. Marashdeh and Liang-Shih Fan. Electrical Capacitance Volume Tomography, IEEE Sensors Journal, 2007, 7,525-535.

3.Nadirsyah Hosen

Dr. H. Nadirsyah Hosen, LLM, MA (Hons), PhD adalah orang Indonesia pertama yang diangkat sebagai dosen pada fakultas hukum di Australia. Pada tahun 2005 ia bekerja sebagai post-doctoral Research Fellow di TC. Beirne School of Law, Universitas Queensland, dimana ia mengajar mata kuliah "Comparative anti-terrorism law and policy" pada program master hukum.[1] Awal tahun 2007, Nadirsyah Hosen diangkat menjadi dosen tetap pada Fakultas Hukum, Universitas Wollongong. Ia mengasuh mata kuliah "Islamic Law" dan "Foundations of Law".[2]
Ia lulusan dari Fakultas Syari'ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia lalu meraih gelar Graduate Diploma in Islamic Studies, dan Master of Arts with Honours dari Universitas New England. Kemudian ia meraih gelar Master of Laws dari Universitas Northern Territory.
Peraih dua gelar doktor (PhD in Law dari Universitas Wollongong dan PhD in Islamic law dari National University of Singapore) ini telah melahirkan sejumlah artikel di jurnal internasional seperti Nordic Journal of International Law (Lund University), Asia Pacific Law Review (City University of Hong Kong), Australian Journal of Asian Law (University of Melbourne), European Journal of Law Reform (Indiana University), Asia Pacific Journals on Human Rights and the Law (Murdoch University), Journal of Islamic Studies (University of Oxford), and Journal of Southeast Asian Studies (Universitas Cambridge).
Disamping itu, Nadirsyah Hosen adalah seorang kiai dari organisasi Islam terbesar di Indonesia: Nahdlatul Ulama (NU). Sejak tahun 2005, ia dipercaya sebagai Ra'is Syuriah, pengurus cabang istimewa NU di Australia dan Selandia Baru.
Beberapa tulisan dan kolomnya tersebar di media massa Indonesia seperti Gatra[3], Media Indonesia, The Jakarta Post dan Jawa Pos. Kumpulan artikel keislamannya bisa dibaca di Isnet.[4]
Pada bulan September 2007 Nadirsyah Hosen meluncurkan bukunya, Shari'a and Constitutional Reform in Indonesia, yang diterbitkan oleh ISEAS (Institute of Southeast Asian Studies), Singapore, 2007.[5]

4.Djoko Iskandar

Djoko T. Iskandar (lahir di Bandung, 23 Agustus 1950; umur 59 tahun) adalah ahli zoologi Indonesia, yang memusatkan diri dalam cabangnya, herpetologi. Minat penelitiannya adalah Limnonectes, suatu genus katak, namun ia adalah pemeri pertama untuk katak kepala-pipih kalimantan (Barbourula kalimantanensis), satu-satunya kodok yang tidak berparu-paru. [1] [2]
Dia telah menerbitkan buku The Amphibians of Java and Bali, ISBN 979-579-014-5 (versi terjemahannya juga tersedia dalam bahasa Indonesia, Amfibi Jawa dan Bali). Saat ini Iskandar adalah guru besar di bidang sistematika, ekologi, dan evolusi vertebrata kecil untuk Institut Teknologi Bandung.

5.Wiranto Arismunandar


Prof Ir Wiranto Arismunandar (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 19 November 1933; umur 76 tahun) adalah Rektor Institut Teknologi Bandung masa jabatan tahun 1988-1997 dan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Ia merupakan kakak dari mantan Pangkostrad dan mantan Ketua KONI, Wismoyo Arismunandar.
Daftar isi [sembunyikan]
1 Pendidikan
2 Karir
3 Kehidupan Pribadi
4 Penghargaan
[sunting]Pendidikan

Sarjana, Fakultas Teknik Mesin, Universitas Indonesia, 1959
Master of Science, Mechanical Engineering, Universitas Purdue, Indiana, Amerika Serikat, 1960
Post-graduate study sebagai research associate, Department of Mechanical Engineering, Universitas Stanford, California, Amerika Serikat, 1961-1962
Karir

Guru Besar Termodinamika ITB (1973)
Wakil Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (1978-1989)
Rektor ITB (1988-1997)
Ilmuwan Senior Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (sejak 1989)
Penasihat Ahli PT. Dirgantara Indonesia (sejak 1989)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (1998)
Kehidupan Pribadi

Wiranto Arismunandar menikah dengan Sekarningroem Jooce, dikarunianya 6 orang anak, yaitu : Roy Indiarto, Stefina, Savarina, Mira Mirana, Ariati, dan Budiarto.
Penghargaan

Satyalancana Dwidya Sistha (1968, 1983, 1989, 1992)
Satyalancana Karya Satya Kelas I (1990)
Bintang Jasa Utama (1998)

1 komentar: