Sabtu, 31 Juli 2010

Planck Surveyor Satellite



About the Project

* The Planck Satellite is scheduled for launch in 2008
* The Planck mission will collect and characterise radiation from the Cosmic Microwave Background (CMB) using sensitive radio receivers operating at extremely low temperatures.
* The telescope will map the sky in 8 wavebands in order to eliminate the many foreground emissions. The result will be an order of magnitude improvement over the WMAP observations.
* The questions that Planck will seek answers to include:
o What are the (more precise) values of fundamental cosmological parameters such as the Hubble constant?
o Can it be shown conclusively that the early Universe passed through an inflationary phase?
o What is the nature of the dark matter that dominates the present Universe?

Cavendish AP Group involvement

* The Group is a partner with the Institute of Astronomy in the Cambridge Planck Data Analysis Centre.
* The results will provide definitive values for the cosmological parameters and test thoroughly our understanding of the standard ΛCDM cosmological model.

Radiasi Alam

adiasi alam adalah radiasi yang sudah ada sejak terbentuknya alam semesta dan akan lenyap bersamaan dengan lenyapnya alam semesta.[1] Radiasi merupakan pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang (foton) dari sumber radiasi.[2] Radiasi yang dipancarkan alam dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu radiasi kosmogenis atau radiasi sinar kosmis, radiasi primordial atau radiasi terestrial, dan radiasi internal.[3]

Radiasi Kosmogenis
Radiasi kosmogenis atau sinar kosmis (cosmis rays) adalah radiasi alam yang berasal dari angkasa luar dan sampai ke bumi.[1] Sebelum sampai ke bumi, radiasi kosmogenis ini berinteraksi dengan partikel-partikel sub-atomik yang ada di ruang angkasa membentuk senyawa atau atom baru yang memperkaya atom ataupun senyawa yang sudah ada di bumi.[1] Radiasi kosmogenis berasal dari ledakan supernova dan matahari.[1]

Ledakan Supernova
Ledakan Supernova

Ledakan bintang atau supernova adalah salah satu kejadian spektakuler yang terjadi di alam semesta, menghasilkan jumlah energi yang sama dengan triliunan bom nuklir yang diledakkan pada saat bersamaan.[4] Ledakan yang dahsyat ini selalu diikuti oleh pancaran radiasi Gamma (γ) dan pancaran radiasi partikel sub-atomik yang sangat kuat intensitas radiasinya.[4] Menurut David Schramm, seorang ahli astronomi dari Amerika, ledakan supernova yang memancarkan radiasi Gamma (γ) dan radiasi partikel sub-atomik yang sangat kuat tersebut dapat sampai ke atmosfir bumi dan merusak lapisan ozon.[4] Hal ini dapat menyebabkan kematian, bahkan kepunahan makhluk hidup di bumi.[4] Dari penelitian para ahli astronomi, sekitar 65 juta tahun yang lalu terjadi ledakan supernova yang sangat dahsyat.[4] Ledakan ini diperkirakan menjadi salah satu peyebab kepunahan dinosaurus dan sejenisnya, serta hewan terbang atau burung yang bergigi.[4] Ledakan supernova dalam skala kecil dapat terjadi pada matahari yang energi radiasinya dipancarkan di bumi.[4] Ledakan supernova yang terjadi pada matahari memiliki skala lebih kecil dibandingkan dengan ledakan supernova yang terjadi pada bintang - bintang di alam, karena ukuran matahari jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan ukuran bintang - bintang di alam.[4] Ukuran bintang ada yang ratusan atau ribuan kali ukuran matahari.[4].

Energi nuklir di matahari

Para ahli astronom dan astrofisika memperkirakan bahwa segala unsur yang ada di bumi juga banyak terdapat di matahari.[5] Sebagian unsur kimia tersebut adalah gas hidrogen 80%, gas helium 19%, dan bahan sisa seperti oksigen, magnesium, nitrogen, silikon, karbon, natrium, sulfur, besi, kalium, nikel 1%.[5] Unsur kimia itu akan bercampur menjadi satu dalam bentuk gas sub-atomik yang terdiri dari inti atom, elektron, proton, neutron, dan positron. [5]Gas sub-atomik akan memancarkan energi panas yang di sebut plasma.[5] Energi matahari dipancarkan ke bumi dalam berbagai macam gelombang elektromagnetis, mulai dari gelombang radio, gelombang sinar infra merah, gelombang tampak, gelombang sinar ultraungu, dan gelombang sinar-X.[5] Secara visual, yang dapat ditangkap oleh indera mata adalah sinar tampak, sedangkan sinar infar merah terasa sebagai panas.[5] Pada saat matahari mengalami plage dan flare, maka pada sistem matahari diperkirakan terjadi suatu rekasi termonuklir yang dahsyat.[7] Menurut seorang ahli fisika Jerman, Hans Bethe, energi matahari yang sangat panas disebabkan karena terjadi beberapa reaksi fusi. Reaksi fusi itu adalah sebagai berikut :[7]

* Reaksi nuklir fusi atau reaksi penggabungan inti ringan menjadi inti yang lebih berat. Reaksi fusi yang terjadi adalah penggabungan 4 inti Hidrogen menjadi inti Helium. Persamaan reaksinya adalah :

(H1 + H1 --> H2 + ß+ + v+ 0,42 MeV) x 2

(H1 + H2 --> H3 + γ + 5,5 MeV) x 2

He3 + H3 --> H4 + 2H1 + 12,8 MeV

Ketiga reaksi tersebut dijumlahkan dan menghasilkan persamaan reaksi : 4H1 --> He4 + 2β+ + 2γ + 2V + 24,64 MeV.

* Reaksi fusi rantai proton-proton. Persamaan reaksinya adalah :

He1 + H1 --> H2 + β+ + v

He1 + H2 --> H3 + γ

He3 + He4 --> Be7 + γ

Be7 + β+ --> Li7 + γ + v

Li7 + H1 --> He4 + He4

* Reaksi inti gas helium, memiliki persamaan reaksi :

Be7 + H1 --> B8 + γ

B8 --> Be8 + β+ + v

Be8 + He4 --> He4

* Reaksi rantai karbon nitrogen dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

C12 + H1 --> N13 + γ

N13 --> C13 + β+ + v

He1 + H1 --> H2 + β+ + v

C13 + H1 --> N14 + γ

N14 + H1 --> O15 + γ

O15 --> N15 + β+ + v

N15 + H1 --> C12 + He4

Reaksi nuklir rantai karbon-nitrogen di atas menghasilkan energi yang jauh lebih panas daripada reaksi rantai proton-proton maupun reaksi fusi hidrogen dan helium.[7] Oleh karena itu, matahari relatif lebih dingin bila dibandingkan dengan bintang lain.[7] Reaksi rantai karbon-nitrogen dipakai sebagai dasar sumber energi yang terjadi pada bintang-bintang yang jauh lebih panas dari matahari.[7] Partikel sub-atomik yang dikirim oleh matahari bertambah banyak pada saat sub-matahari bersinar terang.[5] Partikel sub-atomik ini sering di sebut dengan sinar kosmis primer.[5] Energi yang dibawa oleh sinar kosmis primer berorde antar 1010 ~ 1017 elektron volts.[5] Pada saat sinar kosmis primer memasuki atmosfer bumi, sinar itu akan berinteraksi dengan inti dan elektron yang ada di atmosfer sehingga menghasilkan sinar kosmis sekunder.[5] Sinar kosmis sekunder terdiri dari meson, proton, elektron, dan foton yang energinya lebih rendah dari energi sinar kosmis primer.[5] Sinar kosmis sekunder akan menghasilkan radionuklida, yaitu zarah radioaktif yang kemudian jatuh ke bumi bersama tiupan angin, hujan, ataupun salju.[5] Selain memicu terjadinya reaksi inti pada atmosfir bumi, sinar kosmis juga mengionisasikan gas-gas yang ada di lapisan atmosfir tinggi, menghasilkan suatu lapisan yang bermuatan listrik.[5] Lapisan tersebut dikenal dengan ionosfir.[5] Lapisan ionosfir berfungsi sebagai lapisan pelindung bumi terhadap radiasi sinar kosmis yang membahayakan manusia dan sebagai pemantul gelombang radio yang dipancarkan dari bumi, sehingga membantu komunikasi lewat radio.[5]

enanganan bahaya radon

Material yang sering dipakai membuat bangunan (rumah/gedung) ternyata turut menyumbang konsentrasi gas radon yang cukup tinggi, seperti kayu, semen, tawas, fosfor gip, pasir, batubara, granit batu alam hingga bahan campuran pembuat beton lainnya.[10] Selain itu, phospogypsum dan bahan silikat bisa menghasilkan konsentrasi radon hingga mencapai ribuan Bequerel (Bq) per kg.[10] Radon harus ditangani dengan sebaiknya seperti bahan material radioaktif lainnya.[11] Ventilasi yang baik harus dipersiapkan di mana radium, torium atau actinium disimpan untuk mencegah bertambahnya radon.[11] Bertambahnya radon (radon build-up) merupakan salah satu pertimbangan dalam pertambangan uranium.[11]

Buat Charger HP Bisa Ditempel di Sepatu, Safira Juarai AYEE

Jakarta - Tiga pelajar Indonesia mengikuti kompetisi Asian Young Inventions of Energy Exhibition (AYEE) yang digelar oleh Universitas Taiwan Selatan (Southern Taiwan University, STU) di Tainan, Taiwan bagian Selatan. Mereka pun mendapatkan hasil yang membanggakan.

Kompetisi internasional ini diikuti oleh pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan tingkat Sekolah Menengah Umum (SMU) dari 11 negara di Asia. Negara-negara tersebut antara lain Korea, Jepang, Hongkong, Indonesia, Malaysia, Singapura, Philipina dan tuan rumah.

Indonesia mengirim Safira Dwi Tyas Putri, pelajar SMPN 1 Akmel, Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Sedangkan dua pelajar lainnya adalah siswa tingkat SMU, yakni Dewi Lestari Amaliah dari SMAN I Bulukumba, Sulawesi Selatan, serta Muhamad Wildan Yahya dari UPTD SMAN 2 Pare, Kediri, Jawa Timur.

"Saudari Safira dengan penemuannya 'Alat Charging untuk Handphone yang Ditempelkan di Sepatu' masuk kategori medali emas," ujar Kepala Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan IPTEK (BKPI) Deddy Setiapermana seperti dikutip dari situs lipi.go.id, Jumat (30/7/2010).

Ditambahkan Deddy, Wildan menyabet medali perak dengan penemuan "Biodiesel Fuel dari Kelapa". Penemuan "Charcoal Briket dari Tempurung Kelapa" yang dibuat dengan menggunakan alat yang sangat praktis dan sederhana diciptakan Dewi Lestari Amaliah sehingga ia menggondol medali perunggu.

"Ketiga pelajar ini, Safira merupakan Inovator Terfavorit National Young National Innovator Awards (NYIA) Tahun 2009, Wildan adalah Pemenang I Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) 2009 Bidang IPT, dan Dewi merupakan Inovator Terpilih NYIA Regional Pulau Sulawesi 2009," jelasnya.

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lukman Hakim menambahkan, selama kompetisi, tim dari LIPI selalu mendampingi tiga pelajar ini. Mereka juga berada langsung di bawah bimbingan LIPI, khususnya Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan IPTEK (BKPI). (did/irw)

detikNews, 30 Juli 2010

Senin, 19 Juli 2010

Pembangkit listrik tenaga nuklir


Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik.

PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan (meskipun boiling water reactor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari). Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 MWe hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada tahun 2005 mempunyai daya 600-1200 MWe.

Hingga tahun 2005 terdapat 443 PLTN berlisensi di dunia [1], dengan 441 diantaranya beroperasi di 31 negara yang berbeda [2]. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai 17% daya listrik dunia.

Sejarah

Reaktor nuklir yang pertama kali membangkitkan listrik adalah stasiun pembangkit percobaan EBR-I pada 20 Desember 1951 di dekat Arco, Idaho, Amerika Serikat. Pada 27 Juni 1954, PLTN pertama dunia yang menghasilkan listrik untuk jaringan listrik (power grid) mulai beroperasi di Obninsk, Uni Soviet [3]. PLTN skala komersil pertama adalah Calder Hall di Inggris yang dibuka pada 17 Oktober 1956 [4]

Jenis-jenis PLTN

PLTN dikelompokkan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan. Tetapi ada juga PLTN yang menerapkan unit-unit independen, dan hal ini bisa menggunakan jenis reaktor yang berbeda. Sebagai tambahan, beberapa jenis reaktor berikut ini, di masa depan diharapkan mempunyai sistem keamanan pasif.

Reaktor Fisi

Reaktor daya fisi membangkitkan panas melalui reaksi fisi nuklir dari isotop fissil uranium dan plutonium.

Selanjutnya reaktor daya fissi dikelompokkan lagi menjadi:

* Reaktor thermal menggunakan moderator neutron untuk melambatkan atau me-moderate neutron sehingga mereka dapat menghasilkan reaksi fissi selanjutnya. Neutron yang dihasilkan dari reaksi fissi mempunyai energi yang tinggi atau dalam keadaan cepat, dan harus diturunkan energinya atau dilambatkan (dibuat thermal) oleh moderator sehingga dapat menjamin kelangsungan reaksi berantai. Hal ini berkaitan dengan jenis bahan bakar yang digunakan reaktor thermal yang lebih memilih neutron lambat ketimbang neutron cepat untuk melakukan reaksi fissi.
* Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. Karena reaktor cepat menggunkan jenis bahan bakar yang berbeda dengan reaktor thermal, neutron yang dihasilkan di reaktor cepat tidak perlu dilambatkan guna menjamin reaksi fissi tetap berlangsung. Boleh dikatakan, bahwa reaktor thermal menggunakan neutron thermal dan reaktor cepat menggunakan neutron cepat dalam proses reaksi fissi masing-masing.
* Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar ketimbang menggunakan reaksi berantai untuk menghasilkan reaksi fissi. Hingga 2004 hal ini hanya berupa konsep teori saja, dan tidak ada purwarupa yang diusulkan atau dibangun untuk menghasilkan listrik, meskipun beberapa laboratorium mendemonstrasikan dan beberapa uji kelayakan sudah dilaksanakan.
Reaktor thermal

* Light water reactor (LWR)
o Boiling water reactor (BWR)
o Pressurized water reactor (PWR)
o SSTAR, a sealed, reaktor untuk jaringan kecil, mirip PWR
* Moderator Grafit:
o Magnox
o Advanced gas-cooled reactor (AGR)
o High temperature gas cooled reactor (HTGR)
o RBMK
o Pebble bed reactor (PBMR)
* Moderator Air berat:
o SGHWR
o CANDU
Reaktor cepat

Meski reaktor nuklir generasi awal berjenis reaktor cepat, tetapi perkembangan reaktor nuklir jenis ini kalah dibandingkan dengan reaktor thermal.

Keuntungan reaktor cepat diantaranya adalah siklus bahan bakar nuklir yang dimilikinya dapat menggunakan semua uranium yang terdapat dalam urainum alam, dan juga dapat mentransmutasikan radioisotop yang tergantung di dalam limbahnya menjadi material luruh cepat. Dengan alasan ini, sebenarnya reaktor cepat secara inheren lebih menjamin kelangsungan ketersedian energi ketimbang reaktor thermal. Lihat juga reaktor fast breeder. Karena sebagian besar reaktor cepat digunakan untuk menghasilkan plutonium, maka reaktor jenis ini terkait erat dengan proliferasi nuklir.

Lebih dari 20 purwarupa (prototype) reaktor cepat sudah dibangun di Amerika Serikat, Inggris, Uni Sovyet, Perancis, Jerman, Jepang, India, dan hingga 2004 1 unit reaktor sedang dibangun di China. Berikut beberapa reaktor cepat di dunia:

* EBR-I, 0.2 MWe, AS, 1951-1964.
* Dounreay Fast Reactor, 14 MWe, Inggris, 1958-1977.
* Enrico Fermi Nuclear Generating Station Unit 1, 94 MWe, AS, 1963-1972.
* EBR-II, 20 MWe, AS, 1963-1994.
* Phénix, 250 MWe, Perancis, 1973-sekarang.
* BN-350, 150 MWe plus desalination, USSR/Kazakhstan, 1973-2000.
* Prototype Fast Reactor, 250 MWe, Inggris, 1974-1994.
* BN-600, 600 MWe, USSR/Russia, 1980-sekarang.
* Superphénix, 1200 MWe, Perancis, 1985-1996.
* FBTR, 13.2 MWe, India, 1985-sekarang.
* Monju, 300 MWe, Jepang, 1994-sekarang.
* PFBR, 500 MWe, India, 1998-sekarang.

(Daya listrik yang ditampilkan adalah daya listrik maksimum, tanggal yang ditampilkan adalah tanggal ketika reaktor mencapai kritis pertama kali, dan ketika reaktor kritis untuk teakhir kali bila reaktor tersebut sudah di dekomisi (decommissioned).

Reaktor Fusi
Fusi nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan hanya sedikit limbah radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan yang lebih baik. Namun demikian, saat ini masih terdapat kendal-kendala bidang keilmuan, teknik dan ekonomi yang menghambat penggunaan energi fusi guna pembangkitan listrik. Hal ini masih menjadi bidang penelitian aktif dengan skala besar seperti dapat dilihat di JET, ITER, dan Z machine.
Keuntungan dan kekurangan

Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah:

* Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) - gas rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas)
* Tidak mencemari udara - tidak menghasilkan gas-gas berbahaya sepert karbon monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau asap fotokimia
* Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)
* Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan
* Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat sedikit bahan bakar yang diperlukan
* Baterai nuklir - (lihat SSTAR)

Berikut ini berberapa hal yang menjadi kekurangan PLTN:

* Risiko kecelakaan nuklir - kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobyl (yang tidak mempunyai containment building)
* Limbah nuklir - limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga ribuan tahun

Sabtu, 17 Juli 2010

Optimalisasi Efisiensi Sel Surya Dengan Penggunaan Perangkat Tambahan

BANDUNG, itb.ac.id - Dewasa ini, perkembangan sel surya sebagai sumber energi yang efisien dan ekonomis cukup pesat. Akan tetapi, sel surya menjadi kurang populer di masyarakat dan tidak berarti banyak pada aplikasi di masyarakat karena efisiensinya yang hanya mencapai angka sekitar 20%. Oleh karena itulah, Herlan Setiadi dan Anggita Bayu Suryawan, dua orang mahasiswa Program Studi Fisika ITB, mencoba merumuskan metode untuk mengoptimalisasi efisiensi sel surya dengan menggunakan perangkat tambahan pada sel surya.

Pada umumnya, sel surya merupakan sekumpulan modul sel photovoltaic yang disusun sedemikian rupa dan dikemas dalam sebuah frame. Sel photovoltaic yang terbuat dari silikon inilah yang nantinya akan mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Ketika cahaya mengenai silikon, cahaya akan diserap oleh sel photovoltaic. Energi yang diserap ini akan mengakibatkan elektron lepas dan mengalir dalam semikonduktor, yang menghasilkan arus listrik.

Parabola Pengumpul Cahaya

Berdasarkan hasil studi dan diskusi yang dilakukan dua orang mahasiswa Fisika ITB ini, mereka mencoba merumuskan dua model perangkat tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan intensitas cahaya yang diterima sel surya. Model pertama menggunakan prinsip kerja yang sama seperti antena parabola yang mengumpulkan berkas cahaya tepat di titik fokus kelengkungan yang akan ditangkap sel surya.

Alat-alat yang diperlukan untuk menyusun model ini cukup sederhana, meliputi wajan, aluminium foil, lem, dan lempengan seng. Wajan diperlukan untuk memberi bentuk cekungan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan berkas cahaya, sedangkan aluminium foil ditempelkan dengan lem pada permukaan atas wajan dan berfungsi untuk memantulkan berkas cahaya. Selain itu, diperlukan pula lempengan seng untuk menyangga sel surya yang diletakkan di titik fokus kelengkungan wajan.

Piramida Terbalik Tanpa Tutup

Model lain yang diusulkan adalah model piramida terbalik tanpa tutup. Model ini memanfaatkan pemantulan cahaya pada cermin datar yang disusun menyerupai piramida terbalik tanpa tutup. Serupa dengan model yang pertama, model ini juga memerlukan alat-alat yang relatif ekonomis dan sederhana.

Pada metode ini, empat buah cermin datar berbentuk segitiga dibentuk menjadi piramida. Tingkat kemiringannya juga diatur agar dapat memperangkap dan mengumpulkan cahaya pada permukaan sel surya. Susunan cermin datar ini berfungsi untuk membelokkan cahaya agar tepat jatuh pada sel surya. Sedangkan untuk merekatkan antarkaca yang digunakan dan sel surya, digunakan lem.

Dengan menggunakan rancangan model seperti tadi, maka intensitas cahaya dapat ditingkatkan sampai harga maksimumnya dibanding tanpa perangkat tambahan. Dari intensitas cahaya maksimum tersebut, sel surya dapat dikonversikan menjadi energi listrik yang jauh lebih besar daripada sel surya normal.

Dengan keterbatasan sumber energi fosil, sel surya merupakan salah satu sumber energi yang berpotensi tinggi untuk terus dikembangkan. Sinar matahari terang mampu menghasilkan energi hingga 5000 watt per meter persegi diatas permukaan bumi. Jika dikelola dan dikumpulkan dengan metode yang tepat, maka energi tersebut akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di bumi.

Peran Strategis Muslim Dalam Jihad Teknologi

Artikel ini sejatinya adalah ulasan balik mengenai rekonstruksi pemahaman urgensi jihad yang secara integral terkait dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam konteks Indonesia. Karena bukan menjadi rahasia umum bahwa Indonesia secara nyata jauh tertinggal bukan hanya dari negara maju seperti Amerika, Jepang, atau Inggris (dan negara eropa lainnya), tetapi juga terhadap Korea Selatan & Utara, Taiwan, Hongkong, Singapura, bahkan Malaysia dan India.

Sementara itu, taring imperealisme dan kolonialisme yang selalu diperlihatkan Amerika kini telah menancap dalam mayoritas negara-negara muslim seperti Palestina, Afghanistan, lalu Irak, sebentar lagi Suriah, dan Iran. Telah nampak jelas bahwa dibalik keserakahan dan kedigjayaan Amerika adalah kemampuan teknologinya yang sangat canggih, dan pengembangan ilmu mutakhir yang diimplementasikan dalam strategi perang dan ekspansi mereka. Sehingga penguasaan medan laga dapat diperhitungkan secara akurat untuk mematikan langkah perlawanan dari negara muslim manapun.

Oleh karena itu, apabila (pemuda) Indonesia tetap terbuai oleh kemajuan teknologi yang sengaja mereka tebarkan kepada kita sebagai bagian dari ghazwul fikr tanpa mampu mengembangkan potensi ilmu pengetahuan terapan, maka bukan tidak mungkin apabila negara lain akan melumat Indonesia di masa mendatang. Inilah panggilan sejati yang telah oleh firmankan dalam surat At Taubah ayat 41, bahwa kita memiliki kewajiban untuk mempersiapkannya sedini mungkin. Dan berupaya mengembalikan sejarah seperti yang telah ditorehkan Baginda Rasul, para sahabat, dan para tabiit tabiin dalam masa keemasan Islam.

Berikut ini adalah paparan Dr. Mulyanto, M.Eng dalam salah satu artikelnya mengenai ‘Irak dan Urgensi Jihad Teknologi*’. Mudah-mudahan informasi ini layak untuk dibaca oleh pemuda muslim dan para du’at ilallah sebagai bekal untuk lebih intens dalam memahami aspek ilmu pengetahuan dan teknologi ini.

***

Sun Tzu-filosof militer legendaris Cina yang hidup di abad ke-6 SM-memberi petuah, “Kenali musuh dan kenali diri sendiri, maka dalam seratus pertempuran kalian tidak akan mengalami bahaya”. Petuah ini dipercaya bangsa Cina kuno ketika para dinasti bergantian mengontrol wilayah negeri Tirai Bambu itu. Jepang pun-ketika era shogun menggantikan samurai-juga menampakkan fenomena yang tidak jauh berbeda dalam soal konsep perang.

Peperangan sarat dengan strategi militer massal. Doktrin “Kekuatan, Kecepatan, dan Ketepatan (K-3)” dalam membidik lawan adalah jargon yang established. Karenanya ketika Donald H. Rumsfeld-menteri pertahanan AS yang juga menjadi tokoh di balik perang 2 bulan yang meluluh-lantahkan Afghanistan-mengusulkan teori perang baru, maka kita pun tidak terlalu terkaget-kaget. Rumsfeld, untuk kasus invasi AS ke Irak, mengajukan teori perang yang mengandalkan kekuatan udara, komunikasi komputer, dan kekuatan darat kecil yang ampuh.

Rumspeak

Visi Rumsfeld mengenai transformasi militer di atas-yang populer dengan sebutan Rumspeak-tidak lain adalah doktrin ‘K3′, di mana teknologi senjata sebagai ‘Kekuatan’ utama, teknologi komunikasi sebagai pemandu ‘ketepatan’, dan teknologi udara sebagai strategi ‘kecepatan’ perang. Dengan kata lain doktrin Rumspeak adalah intensifikasi teknologi dalam perang.

Sebenarnya ide dasar dari doktrin itu tidak benar-benar baru, karena gagasan tersebut selalu dipakai sejak jaman dahulu kala. Bahkan ketika Rasulullah SAW mendapat perintah jihad bil qital dan ayat perintah untuk menyiapkan senjata-senjata dan kuda diturunkan Allah SWT, maka Rasulullah menyampaikan kewajiban untuk memelihara kuda dan berlatih memanah.

Kita faham bahwa konteks nash tersebut berkaitan dengan kewajiban persiapan dan konsolidasi teknologi jihad pada masa itu. Sehingga tidak heran kalau ulama sekaliber Muhammmad Al Ghazali dan Yusuf Al Qardhawi ketika membahas “sarana dan tujuan jihad“, beliau meyakini pentingnya kewajiban penyiapan lembaga-lembaga riset kimia dasar, pengembangan sains materi, logam dasar, teknologi rudal, kedirgantaraan, dll. sebagai bagian dari kewajiban mempersiapkan “sarana” jihad atau “teknologi jihad” pada masa modern. Sementara “tujuan” jihad untuk menegakkan agama Allah di muka bumi tetap tidak berubah sejak zaman Nabi hingga hari ini.

Hal yang baru dari Rumspeak adalah aplikasi dari teknologi komunikasi-jaringan mutakhir-baik yang dikembangkan oleh lembaga riset militer maupun sipil-yang mengintergrasikan secara harmonis 4 komponen mesin perang AS yakni, (a) serdadu di lapangan dengan senjata canggih, teropong laser, dan piranti GPS; (b) tank dan kendaraan tempur yang terkomputerisasi; (c) satelit GPS, pengintai predator, dan pesawat pembom rudal di udara; dan (d) pusat gabungan operasi di Qatar yang menghubungkan ketiga komponen lainnya melalui jaringan komputasi raksasa yang memberi gambaran paling jernih tentang medan tempur. Sehingga para jenderal bersama-sama para analis dapat memperhitungkan secara tepat dan akurat situasi perang dengan memeriksa peta digital dari foto komunikasi jaringan untuk kemudian memutuskan suatu tindakan militer yang mematikan-suatu pembidikan terpilih dengan skala yang belum pernah dikenal sebelumnya oleh perang modern. Belum lagi tersedianya teknologi senjata canggih seperti senjata kimia dan nuklir termasuk kendaraan lapis baja yang dilengkapi dengan sensor yang dapat mendeteksi kontaminan baik kimia, biologi maupun nuklir yang dapat langsung dikirim ke markas komandan (Fox Nuclear-biological-chemical Reconnaissance System).

Pertanyaannya adalah pra-kondisi apa yang memungkinkan Rumspeak muncul?

Visi Iptek Nasional?

Jawabnya sederhana, bahwa teknologi sejak dari dulu secara intensif dikembangkan AS melalui apa yang disebut mission oriented project. Bukan hanya Manhattan Project yang menghasilkan ‘little boy’ dan ‘the fat man’-dua buah bom nuklir yang membumihanguskan dua kota di Jepang pada Perang Dunia ke-2-atau proyek penelitian dasar fisika dan kimia jangka panjang, tetapi bahkan para raksasa bisnis seperti Intel melaksanakan riset teknologi produk mereka juga atas dukungan dana pemerintah. Dengan dana riset Iptek lebih dari 5% PDB (dibandingkan dengan Indonesia yang kurang dari 0.2% PDB, juga dengan nilai PDB), dapat kita bayangkan bagaimana komitmen politik dan bersemangatnya AS dalams soal yang satu ini.

Pada awalnya-selepas Perang Dunia II-belanja riset nasional AS didominasi untuk kepentingan militer. Namun perlahan-lahan porsi itu berkurang bersama kemajuan industri teknologi AS. Pada tahun 60-an kontribusi belanja riset pertahanan tinggal sebesar 55%, sementara belanja riset sipil meningkat menjadi sekitar 45%-nya. Hari ini riset sipil hampir mendominasi belanja riset nasional dengan prosentase sebesar 85%, sedangkan belanja riset militer telah jauh menyusut menjadi 15%. Apalagi ketika gegap-gempita di Silicon Valley-sebagai sebuah technology belts-mulai dibantu militer dan Stanford University. Karenanya tidak heran kalu kemudian para kontraktor bidang pertahanan seperti Raytheon, Boeing, Northrop Grumman, Crossbow Technology Inc., CACI International dlsb. pun makin menguat.

Dengan demikian, mula-mula yang terjadi adalah pengembangan teknologi intensif dalam tubuh militer. Kemudian terjadi alih teknologi dari militer ke sipil (spin-off). Lalu-sebagaimana yang terjadi di hari ini adalah kebalikannya-alih teknologi dari sipil ke militer (spin-on). Contohnya adalah ARPANET-sistem jaringan yang mula-mula dikembangkan militer-yang kini populer menjadi internet, dimana kemudian menjadi sistem perang berpusat jaringan. Atau pengembangan semikonduktor celah pita lebar yang mengalami spin-off menjadi chip ponsel, lalu kemudian kembali mengalami spin-on menjadi penerima radar yang sensitive dan kuat (Bussiness Week, No. 44/1/7 April 2003).

Mencermati ini semua lalu membandingkannya dengan apa yang ada di negeri kita atau negeri-negeri muslim pada umumnya, maka yang muncul adalah perasaan miris. Bagaimana tidak? sementara Barat bergerak sangat aktif luar biasa di lapangan teknologi, kita malah bersemangat untuk menentang program nuklir; menghapus subsidi pengembangan teknologi di IPTN (kini PT DI), PINDAD, Dahana dan Industri Strategis lainnya; memensiunkan secara dini para pakar teknologi di lembaga-lembaga itu, bahkan dengan ‘gagah’ kita membubarkan Dewan Pertimbangan Industri Strategis (DPIS) dan BPIS; serta mengobral aset strategis dari segi teknologi dan SDM kepada pihak asing seperti Indosat. Sementara kaum muslimin diperintahkan Allah SWT untuk mengembangkan jihad teknologi, kita malah asyik mengabaikannya dan lebih senang mengimpor produk teknologi dari negara maju meski ketergantungan untuk itu semakin hari semakin dalam.

Itulah yang terjadi. Lalu kalau kemudian rasa gentar di hati musuh-musuh Allah kepada kaum muslimin sirna, siapa lagi yang harus disalahkan? Maka janganlah heran, kalau kemudian yang kita tuai adalah keterhinaan. Irak tetap kalah, meski seluruh kaum muslimin di dunia berdoa bagi kemenangannya. Doa kita tidak dikabulkan Allah swt. Kenapa? Mungkin berlaku sunnah kauniyah-nya, karena kita tidak memenuhi kewajiban mempersiapkan diri. Karenanya menurut penulis, perang Irak adalah pelajaran penting yang harus dipetik ibrohnya, agar kita sadar akan urgensi jihad di lapangan teknologi ini. Wallahu’alam.

* Mulyanto dkk., ‘Urgensi Jihad Teknologi’, Tarbiatuna & ISTECS, Jakarta, 2003.

Kamis, 15 Juli 2010

Ilmuwan Meneliti Memori Lebah

Lebah

Lebah bisa melakukan hal yang sangat kompleks dengan ukuran otak yang kecil yang mereka miliki, kata peneliti. (Sumber:iStockphoto)

Lebah madu bisa mengingat wangi bunga yang mereka kunjungi dengan mengalokasikan jenis-jenis memori yang berbeda pada otak mereka yang kecil, dugaan para peneliti.

Profesor Lesley Rogers dari Universitas New England di Armidale, Australia dan Profesor Giorgio Vallortigara dari Universitas Trento di Itali melaporkan penemuan mereka minggu ini ke jurnal Plo ONE.

Para peneliti menunjukkan bahwa otak lebah dibagi atas dua bagian dengan fungsi yang berbeda yang dalam hal ini mengingatkan kita kepada otak manusia.

Dalam penelitian mereka, Rogers dan Vallortigara melatih lebah untuk mengenal rasa manis yang menyenangkan dengan aroma lemon dan rasa asin yang tidak menyenangkan dengan aroma vanila.

Setelah lebah dilatih untuk mengabaikan belalai mereka ketika mencium aroma lemon, namun tidak ketika mereka mencium aroma vanila, peneliti mencoba apa yang terjadi terhadap memori lebah ketika satu dari antena mereka tidak berfungsi.

Rogers dan Vallortigara menutup antena sebelah kiri atau kanan lebah dengan bahan yang dasarnya dari getah untuk menghentikan mendeteksi bau-bauan.

“Ketika kami meminta lebah untuk mengingat kembali dengan antena kiri yang tertutp, lebah bisa mengingat dengan baik memori dari dua aroma selama lebih kurang tiga jan, namun setelah itu tidak begitu baik,” kata Rogers. “Di lain sisi, jika kita menutup antena kanan dan mengetes lebah untuk meningat, awalnya tidak begitu baik, namun setelah enam jam lebah bisa mengingat kembali”.

Pola yang sama benar-benar terjadi ketika peneliti memberikan wangi-wangian pada bagian kiri atau bagian kanan lebah, tanpa menutup salah satu antenanya.


Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Hasil dari percobaan ini menduga bahwa antena kanan dan hubungan struktur otak membentuk basis untuk jangka pendek dan memori sementara, sementra antena kiri mendukung untuk memori jangka panjang.

“Jika dibandingkan dengan manusia dan hewan besar lainnya, otak lebah sangat simple”, kata Rogers. “Namun dengan otak yang simple lebah bisa melakukan hal-hal yang sangat komples. Lebah bisa belajar hal-hal yang hebat yang kita pikir tidak mungkin sebelumnya,” katanya. “ Jelas antena lebah sangat efisien untuk otak lebah”.

Sampai dengan pertengahan tahun1970, ilmuan mengira hanya manusia yang memiliki otak yang terbagi dua dengan aturan yang berbeda. Sejak itu, para peneliti menunjukkan bahwa semua hewan vertebrata memiliki dua struktur bagian pada otak mereka. Dan baru-baru ini, pada serangga, seperti lebah, juga memiliki otak yang memiliki devisi fungsi yang terbagi dua bagian.

“Di sini kemungkinan ada sesuatu yang sangat mendasar tentang perbedaan fungsi kontrol bagian kanan dan kiri dan penyebab perbedaan formasi memori,” kata Rogers.

Sumber: Stephen Pincock http://www.abc.net.au

Rabu, 14 Juli 2010

ION

An ion is an atom or molecule in which the total number of electrons is not equal to the total number of protons, giving it a net positive or negative electrical charge. An anion (pronounced /ˈæn.aɪ.ən/ AN-eye-ən), from the Greek word ἀνω (anο), meaning "up", is an ion with more electrons than protons, giving it a net negative charge (since electrons are negatively charged and protons are positively charged). Conversely, a cation (pronounced /ˈkæt.aɪ.ən/ KAT-eye-ən), from the Greek word κατά (kata), meaning "down", is an ion with more protons than electrons, giving it a positive charge.

An ion consisting of a single atom is a monatomic ion. If it consists of two or more atoms, it is a polyatomic ion. Polyatomic ions containing oxygen, such as carbonate and sulfate, are called oxyanions. When writing the chemical formula for an ion, its charge is written as a superscript "+" or "−" (depending on if the ion is positive + or negative −) following a number indicating the difference between the number of protons and the number of electrons. The number is omitted if it is equal to 1. For example, the sodium cation is written as Na+, the "+" indicating that it has one fewer electron than it has protons. The sulfate anion is written as SO2−4, the "2−" indicating that it has two more electrons than it has protons. If an ion contains unpaired electrons, it is called a radical ion. Just like neutral radicals, radical ions are very reactive.
----------------------
Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia tertarik menuju anoda. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron, disebut kation, karena tertarik ke katoda. Proses pembentukan ion disebut ionisasi. Atom atau kelompok atom yang terionisasi ditandai dengan tikatas n+ atau n-, di mana n adalah jumlah elektron yang hilang atau diperoleh.

Minggu, 11 Juli 2010

Kutub Magnet Bumi

Bumi adalah magnet raksasa yang memiliki dua kutub sehingga kompas dapat selalu menunjuk arah utara dan selatan. Meskipun demikian letak kutub-kutubnya tidak selalu tetap. Menurut para ilmuwan, kutub utara magnet Bumi bergerak dari Kanada ke Siberia secara signifikan.


Kutub utara magnet Bumi tidak berada tepat pada poros dan bergeser dari Kanada bagian utara ke Siberia.

Kutub-kutub magnet adalah bagian Bumi yang dibentuk oleh besi cair dalam inti Bumi. Letak dan arahnya berbeda dengan kutub geografis yang merupakan sumbu putaran Bumi.

Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa kutub magnet Bumi bergerak ke lokasi yang berbeda. Meskipun demikian, mengapa pergerakan ini terjadi masih belum diketahui. "Ini mungkin bagian dari pergerakan normal dan secara bertahap akan kembali ke Kanada," kata Joseph Stoner, seorang ahli paleomagnetik dari Oregon State University dalam pertemuan American Geophysical Union, Kamis (8/12).

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kekuatan magnet Bumi menurun 10 persen dalam 150 tahun terakhir. Sedangkan analisis terbaru Stone menunjukkan bahwa selama periode tersebut, kutub utara magnet juga bergerak sejauh 1.100 kilometer dari Kutub Utara. Meskipun demikian, kemungkinan hilangnya sifat magnetik sangatlah kecil.

Kutub utara magnet Bumi pertama kali ditemukan pada 1831 dan ketika diukur kembali pada 1904, para peneliti menemukan bahwa letaknya telah bergerak sejauh 50 kilometer. Menurut para peneliti Oregon, tingkat pergerakan kutub magnet itu meningkat seabad terakhir dibandingkan abad-abad sebelumnya.

Selama berabad-abad, pemandu arah yang menggunakan kompas harus belajar untuk menyesuaikan perbedaan antara arah utara magnet dengan arah utara geografis Bumi. Sebab, sebuah kompas akan menunjuk arah utara magnetik bukannya arah Kutub Utara. Sebuah kompas yang membaca arah utara di Oregon, misalnya, menunjukkan arah 17 derajat sebelah timur Kutub Utara.

Untuk mengetahui pergerakan kutub magnet Bumi, Stoner dan para ilmuwan lainnya mempelajari endapan yang direkam dari beberapa danau di Arktik. Endapan-endapan tersebut merekam medan magnetik Bumi pada waktu tertentu. Para ilmuwan menggunakan detektor karbon untuk melacak perubahan medan magnetnya.

Dengan cara itulah mereka menemukan bahwa arah utara magnet berubah secara signifikan dalam 1.000 tahun terakhir. Perubahannya bergerak antara Kanada bagian utara dan Siberia, tapi kadang-kadang ke arah yang berbeda.

Jumat, 09 Juli 2010

Ilmuwan Temukan Bukti Kehidupan di Titan, Bulan Terbesar Saturnus

PARA ILMUWAN menemukan bukti dan petunjuk adanya tanda kehidupan di Titan, bulan yang terbesar di planet Saturnus, yang kemungkinan adalah alien primitif yang bernapas di atmosfer Titan.

Penemuan mengejutkan ini, ditemukan oleh penjelajah Cassini milik NASA yang sedang mengorbit, dan terungkap dalam dua laporan terpisah. Data dari Nasa tersebut menganalisis bahwa terdapat bahan kimia yang kompleks di permukaan Titan – bulan yang terkenal memiliki atmosfer padat.

Permukaannya ditutupi dengan pegunungan, danau dan sungai, para astronom menyebutnya dengan istilah Earthlike atau dunia yang paling dalam di tata surya. Bahan kimia organik itu terdeteksi dengan lebar 3.200 mil. Tapi cairan di Titan bukanlah air (hidrogen) tetapi metana dan para ilmuwan berharap kehidupan di sana adalah metana berbasis.

Makalah pertama, dalam jurnal Icarus, menunjukkan bahwa gas hidrogen yang mengalir melalui Atmosfer Titan, hilang di permukaan, yang kemungkinan membuat mahluk asing tersebut bisa bernafas.

Makalah kedua, dalam Journal of Geophysical Research, ada bahan kimia tertentu di permukaan Titan, yang dipercayai para ilmuwan terkemuka untuk dapat dikonsumsi oleh mahluk hidup.

Para ilmuwan memprediksikan bahwa sinar matahari berinteraksi dengan bahan kimia di atmosfer, menghasilkan asetilena yang jatuh ke permukaan Titan. Tapi masalahnya, Cassini asetilena tidak terdeteksi di sana.

Para ahli memperingatkan bahwa mungkin ada penjelasan lain untuk hasil tersebut. Tapi secara bersama-sama, mereka menemukan bukti adanya dua kondisi penting yang diperlukan untuk kehidupan berbasis metana.

Seperti dilansir dari laman DailyMail, Sabtu (05/06/2010), Chris McKay dari NASA astrobiologis mengatakan, “Jika tanda-tanda ini tidak berubah menjadi suatu tanda-tanda kehidupan, itu akan menjadi dua kali lipat menariknya, karena akan mewakili bentuk kedua dari kehidupan independen dari berbasis air kehidupan di Bumi.”

Para ilmuwan percaya bahwa ketika Matahari ‘membengkak’, menelan Bumi, kemungkinan kondisi yang ideal di Titan menjadi hangat.

Profesor John Zarnecki dari Universitas Terbuka, mengatakan, “Kami percaya dari bahan kimia tersebut ada kehidupan terbentuk. Ini hanya membutuhkan panas dan kehangatan untuk memulai proses.”

Neutron

Neutron atau netron adalah partikel subatomik yang tidak bermuatan (netral) dan memiliki massa 940 MeV/c² (1.6749 × 10-27 kg, sedikit lebih berat dari proton. Putarannya adalah ½.

Inti atom dari kebanyakan atom (semua kecuali isotop Hidrogen yang paling umum, yang terdiri dari sebuah proton) terdiri dari proton dan neutron.

Di luar inti atom, neutron tidak stabil dan memiliki half-life sekitar 10 menit, meluluh dengan memancarkan elektron dan antineutrino untuk menjadi proton. Metode peluruhan yang sama (peluruhan beta) terjadi di beberapa inti atom. Partikel-partikel dalam inti atom biasanya adalah neutron dan proton, yang berubah menjadi satu dan lainnya dengan pemancaran dan penyerapan pion. Sebuah neutron diklasifikasikan sebagai baryon dan terdiri dari dua quark bawah dan satu quark atas. Persamaan Neutron antibendanya adalah antineutron.

Perbedaan utama dari neutron dengan partikel subatomik lainnya adalah mereka tidak bermuatan. Sifat netron ini membuat penemuannya lebih terbelakang, dan sangat menembus, membuatnya sulit diamati secara langsung dan membuatnya sangat pentin sebagai agen dalam perubahan nuklir.

Rabu, 07 Juli 2010

Elektron

Elektron adalah partikel subatomik yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis sebaga e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun yang diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer.[2] Elektron memiliki massa sekitar 1/1836 massa proton.[3] Mometum sudut (spin) instrinsik elektron adalah setengah nilai integer dalam satuan ħ, yang berarti bahwa ia termasuk fermion. Antipartikel elektron disebut sebagai positron, yang identik dengan elektron, kecuali bahwa ia bermuatan positif. Ketika sebuah elektron bertumbukan dengan positron, keduanya kemungkinan dapat saling berhambur ataupun musnah total, menghasilan sepasang (atau lebih) foton sinar gama. Elektron, yang termasuk ke dalam generasi keluarga partikel lepton pertama,[4] berpartisipasi dalam interaksi gravitasional, interaksi elektromagnetik dan interaksi lemah.[5] Sama seperti semua materi, elektron memiliki sifat bak partikel maupun bak gelombang (dualitas gelombang-partikel), sehingga ia dapat bertumbukkan dengan partikel lain dan berdifraksi seperti cahaya. Oleh karena elektron termasuk fermion, tiada dua elektron yang dapat menduduki keadaan kuantum yang sama sesuai dengan asas pengecualian Pauli.[4]

Konsep muatan listrik yang tidak dapat dibagi-bagi lagi diteorikan untuk menjelaskan sifat-sifat kimiawi atom oleh filsuf alam Richard Laming pada awal tahun 1838;[6] nama electron diperkenalkan untuk menamakan muatan ini pada tahun 1894 oleh fisikawan Irlandia George Johnstone Stoney. Elektron berhasil diidentifikasikan sebagai partikel pada tahun 1897 oleh J. J. Thomson.[1][7]

Dalam banyak fenomena fisika, seperti listrik, magnetisme dan konduktivitas termal, elektron memainkan peran yang sangat penting. Suatu elektron yang bergerak relatif terhadap pengamat akan menghasilkan medan magnetik dan lintasan elektron tersebut juga akan dilengkungkan oleh medan magnetik eksternal. Ketika sebuah elektron dipercepat, ia dapat menyerap ataupun memancarkan energi dalam bentuk foton. Elektron bersama-sama dengan inti atom yang terdiri dari proton dan neutron, membentuk atom. Namun, elektron hanya menduduki 0,06% massa total atom. Gaya tarik Coulomb antara elektron dengan proton menyebabkan elektron terikat dalam atom. Pertukaran ataupun perkongsian elektron antara dua atau lebih atom merupakan sebab utama terjadinya ikatan kimia.[8]

Menurut teorinya, kebanyakan elektron dalam alam semesta diciptakan pada persitiwa Big Bang, namun ia juga dapat diciptakan melalui peluruhan beta isotop radioaktif maupun dalam tumbukan berenergi tinggi, misalnya pada saat sinar kosmis memasuki atmosfer. Elektron dapat dihancurkan melalui pemusnahan dengan positron, maupun dapat diserap semasa nukleosintesis bintang. Peralatan-peralatan laboratorium modern dapat digunakan untuk memuat ataupun memantau elektron individual. Elektron memiliki banyak aplikasinya dalam teknologi modern, misalnya dalam mikroskop elektron, terapi radiasi, dan pemercepat partikel.

Senin, 05 Juli 2010

NETRON

Neutron atau netron adalah partikel subatomik yang tidak bermuatan (netral) dan memiliki massa 940 MeV/c² (1.6749 × 10-27 kg, sedikit lebih berat dari proton. Putarannya adalah ½.

Inti atom dari kebanyakan atom (semua kecuali isotop Hidrogen yang paling umum, yang terdiri dari sebuah proton) terdiri dari proton dan neutron.

Di luar inti atom, neutron tidak stabil dan memiliki half-life sekitar 10 menit, meluluh dengan memancarkan elektron dan antineutrino untuk menjadi proton. Metode peluruhan yang sama (peluruhan beta) terjadi di beberapa inti atom. Partikel-partikel dalam inti atom biasanya adalah neutron dan proton, yang berubah menjadi satu dan lainnya dengan pemancaran dan penyerapan pion. Sebuah neutron diklasifikasikan sebagai baryon dan terdiri dari dua quark bawah dan satu quark atas. Persamaan Neutron antibendanya adalah antineutron.

Perbedaan utama dari neutron dengan partikel subatomik lainnya adalah mereka tidak bermuatan. Sifat netron ini membuat penemuannya lebih terbelakang, dan sangat menembus, membuatnya sulit diamati secara langsung dan membuatnya sangat pentin sebagai agen dalam perubahan nuklir.