Kamis, 31 Desember 2009

Kilasan sains 2009

Berikut adalah terjemahan bebas dari berita BBC News – Science news highlights of 2009. Sila dinikmati, atau dikoreksi jika ada terjemahan yang kurang tepat. Buat yang ulang tahun sekarang, anggaplah ini kado dongeng akhir tahun!

* * * * * *

Tahun inilah kita mempelajari proses tabrakan spektakuler di dimensi ruang, dan ilmuwan yang sedang bekerja di bidang eksperimen terbesar di dunia ini puas dengan proses tabrakan tersebut dengan berbagai macam alasan.

Ada gelombang kejut juga di Copenhagen ketika konferensi gagal mencapai kesepakatan atas isu perubahan iklm, pertemuan itu harus terganjal oleh kekuatan-kekuatan utama termasuk Amerika Serikat dan Cina.

Repoter sains BBC Paul Rincon mengulas apa-apa yang telah terjadi tahun ini di dunia sains dan lingkungan.


Januari



Saintis melaporkan bahwa mereka telah mendeteksi sejumlah besar gas metana di planet Mars (15 Jan). Gas ini seharusnya tidak dapat bertahan lama di atmosfer karena segera hancur oleh sinar matahari. Jadi, gas tersebut pasti dihasilkan terus-menerus (5 Agu) oleh sesuatu di Mars. Sumbernya dapat berupa proses-proses geokimia atau makhluk hidup mikroba (9 Des).

Peningkatan gas-gas rumah-kaca dalam atmosfer kita sepertinya telah menyebabkan Antartika memanas (21 Jan) seiring dengan pemanasan di tempat-tempat lainnya di Bumi. Pola daratan utamanya sangat susah dipahami, terutama karena data dari stasiun daratan semakin sulit didapat.

Bulan ini juga ditandai dengan pihak administrasi Islandia mengeluarkan peraturan pembatasan penangkapan ikan paus (27 Jan). Penangkapan ikan paus semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pemerintah Islandia masih mengizinkan penangkapan ikan paus pada tahun 2009, tapi tidak menjamin perizinan pada tahun-tahun berikutnya (25 Sep).

Februari

Dua satelit – satu milik Amerika Serikat dan yang lain Rusia – saling bertabrakan pada orbit rendah-Bumi (12 Feb) sampai hancur berkeping-keping. Sejumlah komentator mengatakan rasio kejadian langka ini terjadi satu banding satu milyar. Pengamat senior lainnya mengatakan bahwa kejadianini menandakan bahwa ruang angkasa semakin sesak.

Dua satelit tersebut bukan satu-satunya satelit yang hancur berkeping-keping. Roket NASA jatuh di lautan dekat Antartika setelah mengalami kegagalan roket (24 Feb). Roket ini mengemban misi (dan merupakan proyek pertama) untuk mengukur karbon dioksida dari angkasa.

Sementara itu, NASA dan ESA memutuskan untuk meneruskan rencana ambisius mereka untuk mengirim probe (roket pendektesi) ke sistem planet Jupiter dan bulan esnya Europa. Tapi, misi ini membutuhkan milyaran dolar/euro, baik untuk membangun dan meluncurkannya, dan mungkin tidak akan pernah terbang jika riset-riset lainnya berusaha untuk mendapatkan prioritas.

Maret



Investigasi terhadap perbaikan perubahan ilim terbesar yang pernah ada, dikenal dengan “penyuburan lautan”, melaporkan hasil-hasil yang kurang memuaskan (23 Mar). Teknik yang digunakan adalah meletakkan sejumlah besi ke dalam lautan sehingga akan merangsang pertumbuhan alga yang dapat menyerap karbon dioksida dari udara. Karbon dioksida adalah gas utama penyebab efek rumahkaca.

Tidak ada lautan di planet Mars saat ini, tapi Planet Merah memiliki aliran air di permukaannya beberapa juta tahun yang lalu (2 Mar). Begitulah laporan sebuah tim dari Brown University, Rhode Island, Amerika Serikat.

Pada riset yang terpisah, Dr Nilton Renno dari University of Michigan mengatakan butiran-butiran air (18 Mar) dapat terlihat pada foto-foto kaki penopang robot Phoenis milik NASA, yang mendarat di Mars pada tahun 2008. Dr Renno menyatakan klaim tersebut pada sebuah pertemuan di Houston, Texas, tempat para saintis mempresentasikan hasil-hasil (24 Mar) awal dari misi tersebut.

April

Teleskop NASA Swift berhasil mendeteksi sinar-gamma berenergi tinggi yang dipancarkan oleh sebuah kejadian kosmik pada objek langit. Kejadian tersebut adalah ledakan bintang raksasa yang terletak 13 milyar (109) tahun-cahaya. Inilah objek terjauh yang pernah terdeteksi (28 Apr).

Sebagai pembanding, bintang Gliese 581 hanyalah sekelebat jarak saja. Padahal, pada sistem bintang inilah para astronom menemukan planet teringan yang pernah terdeteksi di luar Tata Surya kita (21 Apr). Massa “eksoplanet” ini dua kali massa Bumi, tapi terlalu panas untuk mendukung kehidupan.

Bula ini juga Presiden Amerika Serikat Barrack Obama menetapkan target investasi 3% GDP untuk riset dan pengembangan sains Amerika Serikat. Dalam pidatonya di Washington DC, beliau mengatakan Amerika Serikat sudah saatnya menjadi pemimpin inovasi dunia. Obama menambahkan, “selama bertahun-tahun, integratigas ilmiah telah melemah dan riset ilimiah dipolitisir.”

Mei



Pesawat ulang-alink Atlantis diluncurkan dari Florida (11 Mei) dengan sebuah misi berbahaya: memperbaiki Teleslop Ruang angkasa Hubble (Hubble Space Telescope). NASA secara terus-menerus mempublikasikan gambar-gambar luar biasa dari teleskop terbaru (9 Sep) – termasuk pemandangan terdalam Alam Semesta (the deepest view of the Universe) (8 Des) – pembuktian misi pelayanan yang sukses luar biasa.

Seluar biasa gegap gempita pengunjung mengagumi fosil primata (19 Mei), yang berusia 47 juta tahun, di American Museum of Natural History, New York, Amerika Serikat. Spesimen yang diberi nama Ida ini diklaim sebagai “taut yang terputus” (the missing link) antara primata tingkat tinggi sekarang – seperti monyet, ape, dan manusia – dan saudara yang lebih jauh.

Laporan ilmiah yang dipublikasikan di jurnal Nature (21 Okt) kemudian hari menyimpulkan bahwa Ida termasuk kelompok yang tertaut lebih dekat dengan lemur dan lorises (apa itu lemur dan lorises? saya juga tidak tahu) daripada primata tingkat lebih tinggi seperti manusia.

Bulan Mei juga adalah bulan peluncuran teleskop Herschel dan Planck milik ESA (14 Mei). Teleskop Herschel akan mempelajari kelahiran bintang dan galaksi, sedangkan teleskop Planck mempelajari “cahaya tertua” di kosmos untuk memahami lebih baik isi dan struktur Alam Semesta.

Juni



Tabel Periodik segera mendapatkan tambahan anggota baru (10 Jun), yaitu elemen “super-berat” 112, yang diberi nama copernicium (16 Jul), dengan simbol Cp, sebagai penghargaan kepada astronom Nicolaus Copernicus.

Bulan Juni juga ditandai dengan pertemuan tahunan Komisi Internasional Penangkapan Ikan Paus (IWC) (26 Jun) di pulau Madeira milik Portugis. Negara-negara pro dan anti-penangkapan ikan paus setuju untuk melakukan pembicaraan kompromi lebih jauh (23 Jun) di akhir pertemuan . Tapi, pertemuan menunda keputusan untuk sebuah tawaran kontroversial dari Greenland yang ingin menambahkan paus bungkuk untuk perburuan tahunan.

Sementara itu, sebuah studi mengatakan bahwa iklim dapat mempengaruhi langsung kelajuan evolusi molekular mamalia (24 Jun). Penulis menemukan bahwa, di antara sejumlah pasangan mamalia dari spesis yang sama, kelajuan perubahan DNAnya lebih cepat pada iklim yang lebih panas.

Juli

Pertemuan negara-negara G8 di kota L’Aquila, Itali, menyetujui untuk memangkas emisi gas rumahkaca mereka sampai 80% (9 Jul) pada tahun 2050. Secara keseluruhan, emisi gas rumahkaca di dunia seharusnya terpangkas setengah dari sekarang, kata para pemimpin G8. Tapi, sekretaris jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan pemangkasan besar dibutuhkan sangat segera daripada nanti.

Kerjasama internasional juga mengagendakan misi tanpa awak ke Mars oleh NASA dan ESA (8 Jul). Rencana ini diumumkan setelah pertemuan dua hari (29 Jun) di Plymouth, Inggris. Tapi, peta riset baru ini berarti memperpanjang penundaan (25 Jul) misi ExoMars Eropa yang masih bermasalah.

Saat “skenario Plymouth” membuat rencana masa depan, bulan Juli juga adalah bulan yang merayakan masa lalu. Bulan Juli menandai 40 tahun perayaan pendaratan manusia pertama di Bulan (30 Agu). NASA mengeluarkan gambar-gambar tempat pendaratan Apollo di Bulan (18 Jul) yang diambil beberapa saat sebelumnya oleh Lunar Reconnaissance Orbitter, satelit probe Bulan NASA yang juga diluncurkan pada bulan ini.

Agustus



Sang raksasa beruang kutub (25 Agu) dan domba Soay Skotladia (2 Jul) menunjukkan pengecilan ukuran badan, menurut dua studi terpisah. Sejumlah faktor diperhitungkan, termasuk polusi pada kasus beruang kutub, dan perubahan iklim pada kasus domba Soay.

Bulan ini juga ditandai dengan ilmu baru yang berasal dari usaha pengungkapan genom Neanderthal. Penelitian mengungkapkan Neanderthals telah berbagi gen perasa pahit dengan manusia modern. Genom yang lengkap akan dipublikasikan tahun depan dan dapat menyoroti penampakan, perilaku dan intelegensi sepupu terdekat kita ini.

Burung gagak ternyata lebih cerdas dari burung kebanyakan. Peneliti Inggris memperhatikan bahwa burung gagak mampu mengambil cacing yang diletakkan pada tabung yang terisi sedikit air (6 Agu). Burung gagak meninggikan permukaan air dengan cara memasukkan kerikil-kerilik ke dalam sebuah tabung sehingga mereka dapat mencapai cacing yang mengapung di permukaannya. Ini adalah salah satu dari hikayat Aesop yang terkenal itu: seekor burung gagak yang haus menggunakan batu-batu untuk menaikkan permukaan air dalam sebuah kendi sehingga dia dapat meminum air dalam kendi.

September

Data satelit menunjukkan bahwa pencairan musim panas pada lautan es Arktik tidak sebanyak seperti pada dua tahun sebelumnya. Temperatur Arktik yang lebih dingin dan angin membantu menebarkan lautan es adalah sejumlah alasan yang dikemukakan para saintis. Tapi mereka mencatat, bahwa pola jangka panjang masih sama: berkurangnya lautan es.

Bulan ini juga ditandai oleh pembahasan laporan rencana peluncuran pesawat ruang angkasa berawak Amerika Serikat (9 Sep). Laporan akhir dengan tegas mendukung penggunaan pelayanan komersial (22 Okt) untuk meluncurkan para astronot, dan membuang keraguan tentang masa depan roket Ares I NASA (28 Okt).

Mungkin masih lama mewujudkan impian misi berawak ke Planet Mars, tapi salah satu robot ruang angkasa yang mengorbit pada Planet Merah ini mendapatkan bukti keberadaan material putih seperti es (25 Sep). Material tersebut terpaparkan oleh tumbukan baru meteorit (batu-batu angkasa yang jatuh ke tanah) – salah satu perilaku yang dimiliki oleh es. Data dari tiga pesawat ruang angkasa menunjukkan bahwa terdapat film sangat tipis H2O (24 Sep) melapisi partikel-partikel penyusun tanah Planet Mars.

Oktober



Para peneliti mendeskripsikan makhluk manusia kuno 4,4-juta-tahun (1 Okt) bernama “Ardi” – yang mungkin adalah nenek moyang langsung kita. Investigasi selama 17 tahun terhadap fosil ini disebut jurnal Science sebagai terobosan besar 2009 (17 Des).

NASA juga sedang berharap “terobosan besar” sendiri dari misi penabrakan sebuah roket dan probe ke sebuah kawah Bulan (13 Nov) dalam pertaruhan pencarian air. Misi ini diakui sebagai sebuah keberhasilan ketika analisis dampak tumbukan vertikal (13 Nov) menunjukkan terdapat sejumlah kuantitas air-es dan uap air yang berlimpah!

Pada bulan Oktober ini, di kota Dorset (Inggris), para pemburu fosil mengumumkan sebuah penemuan tengkorak dari “monster laut” kolosal (27 Okt) yang telah meneror samudera 150 juta tahun yang lalu. Sama seramnya dengan si monster, dengan caranya sendiri, adalah chytrid fungus (sejenis jamur), yang telah meluluhlantakkan populasi amfibi di seluruh dunia (17 Mar). Sebuah studi menguraikan mekanisme (22 Okt) bagaimana fungus tersebut membunuh korbannya.

November



Aselerator partikel raksasa Large Hadron Collider diaktifkan kembali setelah 14 bulan sempat dimatikan (21 Nov) karena harus diperbaiki (20 Nov). Dua berkas sinar proton stabil diputar dengan arah berlawanan mengelilingi laboratorium bawah tanah yang sangat luas. Mesin ini membuat tumbukan sinar proton pertama (23 Nov) dan memecahkan rekor energi (30 Nov) untuk sebuah aselerator partikel.

Bulan November juga ditandai oleh publikasi sebuah studi yang menunjukkan bahwa semakin banyak massa yang hilang dari lempeng es pulau Greenland antara tahun 2006 dan 2008 (12 Nov). Pencairan semua lempeng es di pulau ini akan menaikkan permukaan air secara global sekitar 7 meter, kata para ilmuwan.

Bulan ini juga “ClimateGate”, yaitu ratusan email dari CRU, sebuah unit riset iklim terkemuka di Inggris, kena hack atau leak (20 Nov). Hasil hack ditampilkan di web. Sejumlah website yang skeptik terhadap iklim mengambil hasil hack tersebut dan pengamat independen (3 Des) diminta untuk melihat dugaan manipulasi atau penyembunyian data.

Desember



Setelah dua pekan negosiasi yang dahsyat, pertemuan iklim 193 negara di Copenhagen berakhir dengan para delagasi mencatat sebuah perjanjian (19 Des), tanpa perlu secara formal melakukannya (22 Des). Pakta takmengikat didalangi oleh Presiden Amerika Serikat Barrack Obana dengan Cina dan sejumlah negara kuat utama lainnya. Banyak para pemerhati dan sejumlah kecil negara berkembang mencerca pakta ini (19 Des).

Di sisi lain dunia, ahli biologi kelautan Australia memfilmkan seekor gurita mencungkil sebuah batok kelapa yang terkubur di dalam tanah dan membawanya lari. Gurita tersebut kemudian bermain-main dengan batok kelapa tersebut (14 Des). Para ahli biologi tersebut mengatakan bahwa ini adalah bukti pertama “penggunaan perkakas” oleh hewan invetebrata.

Bulan Desember juga ditandai dengan sebuah keputusan untuk mengundang banyak pihak yang tertarik dalam riset ruang angkasa di bawah payung agensi Inggris (10 Des) yang akan mengatur masalah ini. Tapi, laporan pre-bujet Inggris menyingkap pemotongan besar-besaran untuk biaya sains.

Seiring dengan berakhirnya segera tahun ini, para peniliti Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka telah melihat sekilas “benda” yang sepertinya adalah dark matter (18 Des), materi yang membuat 25% Alam Semesta kita. Mereka akan mencoba memverivikasi temuan ini tahun depan, yang pasti akan menjadi salah satu cerita yang harus ditonton tahun 2010.

Casing HP dari jagung

Samsung meluncurkan produk terbaru mereka. Produk ini mengikuti style ECO friednly. Bersahabat dengan alam. Chasing handphone ini dibuat dari bioplastic yang disintesis dari jagung. Nama resmi handphone baru ini adalah Samsung E200. Dilengkapi dengan kamera 2.0 megapiksel, E200 dapat meng-cover kebutuhan anda melakukan video messaging.

Bagi penggemar musik, E200 memberikan layanan pemutar MP3. Sementara handphone ini baru akan dipasarkan di Eropa mulai bulan depan. Sebagai bonus ‘alami’ jika membeli handphone ini anda akan mendapatkan pembungkus dari kertas daur ulang.

Yang menjadi pertanyaan sampai saat ini adalah seberapa lama bioplastik ini dapat bertahan dan seberapa efektif langkah ini untuk mengurangi pencemaran akibat limbah elektronik

Stop Kontak Injak

 Listrik adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Listrik digunakan pada bebagai peralatan. Mulai dari peralatan memasak, mencuci, dan semua peralatan elektronik membutuhkan energi listrik ini. Namun, listrik juga dapat menimbulkan bahaya jika kita tidak berhati-hati. Pernahkah anda kesetrum? kalau saya: sudah berkali-kali. Pengalaman kesetrum saya paling banyak adalah pada saat mencabut stop kontak yang selesai saya gunakan. Bagaimana dengan anda? apakah anda juga sering kesetrum saat mencabut stop kontak yang selesai digunakan? Jika ya, maka anda perlu mengganti semua stop kontak yang ada di rumah anda. Karena sekarang, anda tidak perlu lagi “mencabut” stop kontak, tetapi tinggal “menginjak”nya agar terlepas. Sebuah produk baru dari Eject Powersrip ini memungkinkan anda yang tergesa-gesa dapat memutus hubungan listrik hanya dengan menginjaknya. layaknya menginjak pedal drum. bagaimana? praktis bukan?

Tanaman Penghasil Listrik

novasi dalam dunia iptek nampaknya takkan pernah berhenti. Salah satu bidang yang giat berkembang saat ini adalah pencarian energi alternatif. Maklum, dunia saat ini sedang dilanda krisis energi.

Perkembangan pembangkit listrikpun mulai diikuti dengan perbaikan pada nilai estetika. Ada pembangkit listrik tenaga keyboard, bra charger baterei, dan beberapa kreatifitas lain. Nah, yang terbaru adalah pembangkit listrik tenaga tanaman.

Tenaga tanaman? bagaimana bisa.. Ya.. memang susah jika harus mengubah energi tanaman asli menjadi tenaga listrik. Tapi tanaman yang digunakan pada pembangkit ini adalah tanaman bohong-bohongan, alias tanaman palsu. Tanaman ini bentuknya mirip tanaman plastik yang anda miliki di rumah anda. Bedanya adalah pada daun tanaman ini terdapat solarsel atau sel surya yang berguna untuk menangkap energi dari matahari. Model pembangkit ini dikenalkan oleh National Institute of Advanced Industrial Science and Technology (dari jepang) Mitsubishi Corp. dan Tokki Corp

Daun yang berfungsi sebagai pembangkit ini sendiri sangatlah lentur dan elastis karena dilapisi dengan plastik. Sekalipun bentuknya seperti daun, namun memiliki luas permukaan 9 inchi persegi yang mampu menghasilkan energi listrik. Tidak dijelaskan berapa tegangan yang dihasilkan oleh tanaman buatan ini. setidaknya, tanaman ini lebih baik daripada menggunakan bra untuk menghasilkan listrik.

“Kalau boleh berhayal, saya inginnya surabaya menjadi kota 100% bertenaga tanaman buatan ini. Biar bisa bersaing dengan rockport yang 100% bertenaga angin. “

Kamis, 24 Desember 2009

Koneksi Otak Melemah Ketika Tidur

Koneksi Otak Melemah Ketika Tidur

Sebagian besar orang berdasar pengalamannya menyadari bahwa otak tidak dapat menyerap informasi lagi ketika terbangun sampai larut malam atau dalam waktu yang lama. Dan tidur selama beberapa jam akan menyegarkan otak kembali.

Penelitian baru oleh Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat University of Wisconsin mengklarifikasi fenomena ini, mendukung gagasan bahwa tidur memainkan peran penting pada kemampuan otak dalam beradaptasi terhadap lingkungan. Kemampuan tersebut diebut plastisitas yang merupakan inti penelitian mereka.

Seperti yang dilaporkan pada versi online Nature Neuroscience, terbitan 20 Januari 2008, peneliti dari UW-Madison menunjukkan beberapa bukti bahwa sinapsis (sel saraf yang berhubungan dengan plastisitas otak) sangat kuat ketika tikus terbangun dan lemah ketika mereka tidur.

Penemuan baru ini menegaskan hipotesa dari peneliti UW-Madison tentang peranan dari tidur. Mereka percaya bahwa ketika manusia tidur sinapsis memperkecil diri dan bersiap untuk hari yang baru dan masa belajar dan penguatan sinapsis berikutnya.

Otak manusia menghabiskan 80 persen energinya pada aktivitas sinaptik, dengan secara konstan menambah dan memperkuat koneksi untuk merespon semua jenis rangsangan, seperti dijelaskan oleh Chiara Cirelli, kepala penelitian yang juga professor psikiatri.

Mengingat bahwa terdapat ribuan sinapsis pada setiap neuron yang berjumlah jutaan pada otak manusia, maka pengeluaran energi ini sangatlah besar dan tidak dapat ditopang. "Kita memerlukan masa offline, dimana kita tidak terekspos terhadap lingkungan, sehingga sinapsis tak bekerja, kita percaya bahwa itulah alasan manusia dan semua makhluk hidup tidur. Tanpa tidur, otak akan mencapai titik jenuhnya sehingga mengurangi energi, kemampuan menyimpan dan kemampuan belajar dari otak.” sebut Cirelli.

Untuk menguji teori ini, peneliti menggunakan elektrofisiologi dan molekuler pada tikus dan mengevaluasi penguatan dan pelemahan sinapsis ketika tikus tidur maupun bangun. Kemudian diambil potongan otak tikus untuk mengukur jumlah reseptor atau pengikat yang bergerak ke sinapsis. "Penelitian terakhir menunjukkan ketika aktivitas sinaptik meningkat, jumlah reseptor glutamatergic yang masuk ke sinapsis meningkat dan membuat sinapsis lebih besar dan kuat," jelas Cirelli. Kelompok ini terkejut ketika menemukan bahwa tikus mengalami kenaikan reseptor 50% ketika bangun daripada saat tikus tidur.

Pada percobaan molekuler, peneliti memeriksa jumlah reseptor yang mengalami fosforilasi, indikasi lain yang menunjukkan penguatan sinaptik. Mereka menemukan bahwa tingkat fosforilasi jauh lebih tinggi pada saat tikus bangun. Hasil yang sama ditunjukkan ketika mereka mengukur enzim lain yang biasanya aktif saat penguatan sinaptik.

Untuk memperkuat argument mereka, Cirelli dan koleganya juga melakukan pengujian pada tikus hidup untuk mengevaluasi sinyal listrik yang merefleksikan perubahan sinaptik pada waktu berbeda. Hal ini meliputi merangsang salah satu sisi otak tikus dengan elektroda dan mengukur respon yang ditimbulkan yang setara dengan EEG di sisi lainnya.

Penelitian kembali menunjukkan bahwa untuk tingkat rangsangan yang sama, respon ketika bangun lebih kuat daripada saat tikus tidur, mengindikasikan bahwa sinapsis pasti menjadi lebih kuat ketika bangun. "Dengan mengambil hasil pengukuran molekuler dan elektrofisiologi sangat sesuai dengan ide bahwa sirkuit otak manusia semakin kuat secara progresif ketika bangun dan tidur membantu kalibrasi ulang otak pada garis topangan dasar,” jelas Cirelli.

Teori yang dikembangkan Chiara Cirelli bersama Dr. Giulio Tononi, disebut hipotesa sinaptis homeostatis, berlawanan dengan banyak teori peneliti lain tentang pengaruh tidur terhadap pembelajaran. Ide paling popular saat ini adalah ketika tidur sinapsis bekerja keras mengulang dan mengkonsolidasi informasi yang didapat sebelumnya, sebut Cirelli. "Itu berbeda dengan pemikiran kami," sebut Cirelli. "Kami percaya bahwa belajar hanya terjadi ketika manusia bangun, dan fungsi utama dari tidur adalah menjaga otak manusia dan semua sinapsisnya efisien”

Sumber: University of Wisconsin-Madison

Rabu, 23 Desember 2009

Sistem jaringan listrik nirkabel

Sistem jaringan listrik nirkabel



gb.1Dalam sebuah konferensi hi-tech di TED Global Conference, Oxford beberapa waktu lalu, diperkenalkan sebuah sistem jaringan listrik yang tidak menggunakan kabel (wireless).

Sistem ini mempergunakan teknik fisika yang cukup sederhana yang mampu menyuplai tenaga ke beberapa perangkat elektronik.

Pada konferensi tersebut, pemateri menunjukkan telepon seluler dan televisi yang ditenagai oleh listrik secara wireless. Dia mengatakan bahwa sistem tersebut bisa menggantikan ribuan mil kabel dan baterai yang mahal. "Hampir 40 juta baterai diproduksi tiap tahun", katanya. Milyaran dolar juga telah dihabiskan untuk membangun infrastruktur jaringan kabel untuk menyalurkan energi listrik, lanjutnya.

Ilmuwan tersebut mencontohkan dengan memakai ponsel Google G1 dan iphone Apple yang ditenagai dengan sistem tersebut. Selain ponsel, dia juga menampilkan televisi yang memakai sistem kelistrikan wireless ini.

"Bayangkan, anda bisa menaruh televisi ini menggantung di dinding rumah anda tanpa perlu mencari stop kontak," ujarnya.



Bagaimanakah sebenarnya jaringan listrik wireless tersebut?

gb.2

Sistem jaringan listrik wireless berdasarkan pada teori yang awalnya dikemukakan oleh ahli fisika Marin Soljacic dari MIT (Massachusetts Institute of Technology). Konsep utama yang dipakai adalah konsep resonansi, dimana transfer energi berlangsung lebih efisien.

Ketika dua benda mempunyai frekuensi resonan yang sama, akan terjadi transfer energi dengan kuat tanpa mempengaruhi benda-benda lain di sekitarnya. Sebagaimana halnya resonansi bisa memecahkan gelas saat seorang penyanyi melengking pada frekuensi yang tepat sama dengan frekuensi getar gelas.



Sistem jaringan listrik wireless menggunakan 2 kumparan (salah satu pada jaringan listrik utama, dan yang lain pada perangkat elektronik). Frekuensi yang dipakai merupakan frekuensi rendah. Masing-masing kumparan dibuat sedemikian hingga mempunyai frekuensi resonan yang sama. Ketika kumparan utama dihubungkan dengan power suply, medan elektromagnetik yang dihasilkan akan berresonansi dengan kumparan kedua, sehingga terjadi aliran energi listrik. Listrik pada kumparan kedua merupakan GGL (gaya gerak listrik) induksi.



Perangkat elektronik yang memakai sistem ini akan langsung ter-charge manakala berada dalam area jangkauan medan magnetik kumparan pertama.



Aspek keamanan

Menurut ilmuwan yang mengenalkan sistem tersebut, sistem ini cukup aman karena transfer energi dilakukan melalui gelombang elektromagnetik. "Manusia dan objek-objek disekitar kita adalah benda-benda non-magnetik.", ujarnya.



gb.3Pada kesempatan lain, sistem penghantaran listrik wireless ini juga diterapkan pada sistem lampu penerangan. Perusahaan Intel di San Francisco berhasil membuat rangkaian wireless lampu bohlam 60 watt yang bisa menyala pada jarak 3 kaki (36 cm) dari kumparan utama. Rangkaian ini cukup efisien, hanya kehilangan 1/4 energi mula-mula.

Pada jarak yang lebih jauh (kira-kira 7 kaki atau 84 cm) tingkat efisiensinya berkisar 40-45 %.



Pihak Intel menamakan sistem ini dengan WREL (Wireless Resonant Energy Link) sedangkan pihak MIT menamakan witricity (singkatan wireless dan electricity)

Ditemukan 10 Planet Baru di Luar Tata Surya

Ditemukan 10 Planet Baru di Luar Tata Surya

Sebuah kelompok astronom internasional telah menemukan 10 planet baru yang pusat orbitnya bukan matahari. Tim itu menggunakan kamera robotik yang mendapatkan informasi cukup banyak tentang dunia lain tersebut, bahkan ada yang cukup eksotis. Sistem ini diharap akan merevolusi pandangan ilmu pengetahuan tentang pembentukan planet.

Dua diantara kelompok astronom itu berasal dari A.S, Rachel Street dan Tim Lister. Street adalah mahasiswa pasca-sarjana di University of California, Santa Barbara dan Las Cumbres Observatory Global Telescope Network (LCOGTN) di Santa Barbara. Lister adalah pimpinan proyek di LCOGTN.

Pemimpin tim, Don Pollaco dari Queen’s University, Belfast, Irlandia Utara, akan mengumumkan penemuannya pada pidato di pertemuan astronom nasional Royal Astronomical Society’s di Inggris pada hari rabu 2 April.

Kolaborasi internasional ini disebut “SuperWASP,” untuk Pencarian untuk Planet(Wide Area Search for Planets).

Teknik penemuan planet ini member informasi lebih tentang pembentukan dan evolusi planet daripada teknik gravitasi. Astronom mencari “transits,” momen dimana planet lewat didepan bintangnya, sama seperti gerhana di bumi.

Pada 6 bulan terakhir tim SuperWASP menggunakan 2 kamera di kepulauan Canary dan Afrika Selatan untuk menemukan 10 planet baru diluar tata surya.

Dengan teknik gravitasi, ilmuwan telah menemukan 270 planet diluar tata surya sejak awal 1990. Mereka mengukur gaya tarik gravitasi pada bintang yang berasal dari planet yang mengelilinginya. Ketika planet bergerak maka gaya tarik itu berubah. Tetapi hal ini baru dapat menemukan planet baru jika suatu bintang diamati dalam beberapa minggu atau bulan, sehingga kecepatan penemuannya lambat.

Teknik SuperWASP meliputi 2 set kamera yang mengamati kejadian transit dimana planet tepat berada didepan bintangnya sehingga memblok cahaya bintang yang mengakibatkan bintang tersebut terlihat dari bumi lebih pucat. Kamera SuperWASP bekerja sebagai robot, mengamati area luas dari langit pada sekali pandang. Setiap malam astronom menerima data tentang jutaan bintang. Mereka mencari data transit dan menemukan planet. Teknik transit juga memungkinkan ilmuwan untuk menyimpulkan ukuran dan massa planet.

Kolaborator dari seluruh dunia mengikuti setiap kemungkinan planet yang ditemukan SuperWASP dengan observasi lebih detil untuk mengkonfirmasi atau menolak penemuan tersebut.
Astronom yang bekerja di Las Cumbres Observatory Global Telescope Network (LCOGTN) bekerjasama dengan UC Santa Barbara memakai teleskop robotik di Arizona, Hawaii, dan Australia. Teleskop tersebut menyediakan data berkualitas tinggi untuk dipilih untuk observasi lebih lanjut. Data ini bersama data dari Nordic Optical Telescope di La Palma, Spanyol; the Swiss Euler Telescope di Cili; dan the Observatoire de Haute Provence di Perancis Selatan; memberi konfirmasi akhir adanya penemuan baru.

Total 46 planet telah ditemukan terhadap bintang transitnya. Sejak dioperasikan tahun 2004, kamera SuperWASP telah menemukan 15 bintang dan merupakan survey transit tersukses di dunia.
Planet yang ditemukan SuperWASP bermassa diantara separuh sampai delapan kali massa planet terbesar di tata surya yaitu Jupiter.

Angka dari dunia baru ini cukup menakjubkan. Sebagai contoh satu tahun versi WASP-12b, adalah setara dengan sehari lebih sedikit waktu bumi. Planet ini sangat dekat dengan bintangnya sehingga suhu siang harinya dapat mencapai 2300 derajat Celsius.

Lister dan Street dari LCOGTN/UCSB sangat gembira dengan hasil ini. Street menggambarkan penemuan ini sebagai langkah maju yang sangat besar bagi bidangnya.
Lister mengatakan, “Banyaknya penemuan baru dari SuperWASP akan merevolusi pengertian kita tentang pembentukan planet. Jaringan teleskop fleksibel global milik LCOGTN memainkan peranan terpenting dari usaha dunia untuk mempelajari planet baru.”

Sumber : University of California - Santa Barbara

Memori Lebah

Ilmuwan Meneliti Memori Lebah
Lebah

Lebah bisa melakukan hal yang sangat kompleks dengan ukuran otak yang kecil yang mereka miliki, kata peneliti. (Sumber:iStockphoto)

Lebah madu bisa mengingat wangi bunga yang mereka kunjungi dengan mengalokasikan jenis-jenis memori yang berbeda pada otak mereka yang kecil, dugaan para peneliti.

Profesor Lesley Rogers dari Universitas New England di Armidale, Australia dan Profesor Giorgio Vallortigara dari Universitas Trento di Itali melaporkan penemuan mereka minggu ini ke jurnal Plo ONE.

Para peneliti menunjukkan bahwa otak lebah dibagi atas dua bagian dengan fungsi yang berbeda yang dalam hal ini mengingatkan kita kepada otak manusia.

Dalam penelitian mereka, Rogers dan Vallortigara melatih lebah untuk mengenal rasa manis yang menyenangkan dengan aroma lemon dan rasa asin yang tidak menyenangkan dengan aroma vanila.

Setelah lebah dilatih untuk mengabaikan belalai mereka ketika mencium aroma lemon, namun tidak ketika mereka mencium aroma vanila, peneliti mencoba apa yang terjadi terhadap memori lebah ketika satu dari antena mereka tidak berfungsi.

Rogers dan Vallortigara menutup antena sebelah kiri atau kanan lebah dengan bahan yang dasarnya dari getah untuk menghentikan mendeteksi bau-bauan.

“Ketika kami meminta lebah untuk mengingat kembali dengan antena kiri yang tertutp, lebah bisa mengingat dengan baik memori dari dua aroma selama lebih kurang tiga jan, namun setelah itu tidak begitu baik,” kata Rogers. “Di lain sisi, jika kita menutup antena kanan dan mengetes lebah untuk meningat, awalnya tidak begitu baik, namun setelah enam jam lebah bisa mengingat kembali”.

Pola yang sama benar-benar terjadi ketika peneliti memberikan wangi-wangian pada bagian kiri atau bagian kanan lebah, tanpa menutup salah satu antenanya.


Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Hasil dari percobaan ini menduga bahwa antena kanan dan hubungan struktur otak membentuk basis untuk jangka pendek dan memori sementara, sementra antena kiri mendukung untuk memori jangka panjang.

“Jika dibandingkan dengan manusia dan hewan besar lainnya, otak lebah sangat simple”, kata Rogers. “Namun dengan otak yang simple lebah bisa melakukan hal-hal yang sangat komples. Lebah bisa belajar hal-hal yang hebat yang kita pikir tidak mungkin sebelumnya,” katanya. “ Jelas antena lebah sangat efisien untuk otak lebah”.

Sampai dengan pertengahan tahun1970, ilmuan mengira hanya manusia yang memiliki otak yang terbagi dua dengan aturan yang berbeda. Sejak itu, para peneliti menunjukkan bahwa semua hewan vertebrata memiliki dua struktur bagian pada otak mereka. Dan baru-baru ini, pada serangga, seperti lebah, juga memiliki otak yang memiliki devisi fungsi yang terbagi dua bagian.

“Di sini kemungkinan ada sesuatu yang sangat mendasar tentang perbedaan fungsi kontrol bagian kanan dan kiri dan penyebab perbedaan formasi memori,” kata Rogers.

Sumber: Stephen Pincock http://www.abc.net.au

Transistor Grafin : Untuk Prosesor Super Cepat

Transistor Grafin : Untuk Prosesor Super Cepat

Tahukah berapa kecepatan prosesor komputermu saat ini? Kecepatan prosesor notebook atau netbookmu saat ini? Tahukah berapa kecepatan prosesor komputer tercepat saat ini? Ternyata semua masih dalam angka Mega Hertz (MHz) atau Giga Hertz (GHz).

Pernahkah membayangkan bagaimana rasanya menggunakan komputer super cepat dengan kecepatan prosessor 40 Terra Hertz (40.000 GHz)?

Inilah yang sedang didesain oleh seorang profesor teknik fisika bernama Walter de Heer. Pada tahun 2008 lalu dia menemukan sebuah bahan untuk membuat semikonduktor guna dipakai dalam perangkat eletronik termasuk prosesor komputer. Bahan tersebut adalah grafin, suatu bentuk baru dari karbon. Selama ini bahan semikonduktor yang digunakan dalam sirkuit elektronik berasal dari silikon. Material yang banyak kita temui dalam isi pensil.

Sebelumnya telah dibuat model-model karbon yang diperkirakan bisa menjadi bahan semikonduktor yang lebih baih dari silikon. Dan ternyata menurut model tersebut grafin salah satu yang paling cocok.. Satu lapis karbon dengan ketebalan 1 atom dapat dibuat menjadi transistor dengan kecepatan ratusan kali lebih cepat daripada transistor silikon saat ini. Bersama dengan laboratorium Lincoln MIT, Walter membuat ratusan transistor grafin pada sepotong chip. Hasilnya makin menguatkan bahwa grafin bisa menjadi bahan transistor generasi masa depan.

Dia menambahkan, komputer berbasis transistor silikon saat ini hanya bisa menjalankan sejumlhha operasi saja per detiknya tanpa over heating. Namun dengan grafin, elektron bisa bergerak lebih cepat hampir-hampir tanpa hambatan sehingga panas yang diihasilkan juga kecil. Terlebih lagi,, bahan grafin sendiri adalah bahan konduktor panas sehingga panas yang dihasilkan bisa segera dihilangkan dengan cepat. Oleh karenanya elektronik berbasis grafin akan bekerja dengan jauh lebih cepat.

“Saya meyakini bahwa kita bisa membuat (prosesor) terra hertz – sebuah faktor 1000 kali dari giga hertz.” tandas Walter.

Selain menjadikan koomputer lebih cepat, barang-barang elekktronik berbasis grafin akan sangat bermmanfaat untuk teknologi komunikasi dan imaging yang memerlukan transistor ultra cepat.

Penggunaan grafin pertama adalah pada aplikasi freekuensi tinggi seperti imaging gelombang terahertz, yang dapat digunakan untuk mendeteksi senjata tersembunyi.

Selain pada kecepatannya ada nilai lebih lagi dari grafin dibandingkan silikon. Silikon tidak bisa “diukir” menjadi sirkuit elektronik dengan ukuran lebih kecil dari 10 nanometer tanpa kehilang properti elektroniknya. Namun grafin akan tetap sama propertinya – bahkan properti elektroniknya makin tinggi – pada ukuran 1 nanometer.

Ketertarikan terhadap grafin bermula dari penelitian nanotube karbon. Nanotube karbon, yang pada dasarnya merupakan lembaran grafin yang digulung menjadi silinder, mempunyai properti elektronik yang bisa menjadi komponen elekktronik kinerja tinggi.

Walter membuat sirkuit elektronik pada grafin tersebut dengan metode yang sama untuk membuat sirkuit silikon. Dan oleh karenannya sekarang perusahaan-perusahaan semikonduktor berbondong-bondong mengajukan kerjasama dengan sang profesor.

Meskipun demikian, dengan banyaknya kelebihan grafin dibandingkan silikon ternyata grafin masih menyisakan 1 masalah mendasar. Silikon meski transfer elektronnya tidak secepat grafin tapi dia bisa bertindak seperti saklar, kadang bisa meneruskan arus kadang menyetop arus. Ini karakter bahan yang dibutuhkan untuk sebuah prosesor.

Sedangkan grafin konduktivitasnya memang sangat tinggi tapi dia tidak bisa bertindak sebagai saklar. Grafin sulit menjadi penyetop arus, karena resistansinya terlalu kecil dan konduktivitasnya tidak bisa dibuat nol. Konduktivitas yang tinggi akan sangat bermanfaat pada aplikasi-aplikasi tertentu semisal transistor frekuensi tinggi untuk keperluan imaging dan komunikasi. Namun sangat tidak efisien bila digunakan sebagai transistor prosesor komputer.

Meski ada kelemahan tersebut, sang profesor tidak kalah akal. Prof. Walter menjelaskan dalam sebuah seminarnya bahwa grafin bisa dibuat menjadi semikonduktor dengan 3 cara.

Pertama, dengan membuat grafin tersebut menjadi pita sempit & tipis sehingga akan menaiikan resistensinya. Dan cara kedua, dengan memodifikasi grafin secara kimiawi. Cara ketiga dengan meletakkan selapis grafin di atas substrat tertentu.

Modifikasi pita grafin dengan oksigen bisa menginduksi karakteristik semikonduktor pada grafin, jelasnya. Dengan menggabungkan ketiga metode ini, sangat dimungkinkan untuk menciptakan perilaku saklar yang dibutuhkan transistor dalam prosesor komputer.

Sekarang perusahaan-perusahaan raksasa elektronik, Hewlett-Packard, IBM, dan Intel berduyun-duyun meneliti grafin untuk pengembangan produk mereka di masa depan.

Bagaimana, ingin segera merasakan komputer berprosesor 40 Terra Hertz? Kita tunggu saja.

Sabtu, 19 Desember 2009

Fermilab

Rekor baru: 1.18 TeV !
Hari Senin pagi CERN mengumumkan bahwa mereka telah berhasil
mempercepat proton hingga mencapai energi 1.18 TeV. Ini berarti sebuah
rekor baru karena sebelumnya energi tertinggi yang dicapai adalah 0.98
TeV, yang dipegang oleh akselerator Tevatron di Fermilab.

Selasa, 08 Desember 2009

Biografi Ilmuwan Indonesia

1.Djoko Santoso (rektor ITB)

Djoko Santoso (lahir di Bandung, Jawa Barat, 9 September 1953; umur 56 tahun) adalah rektor Institut Teknologi Bandung masa jabatan 2005-10. Ia adalah guru besar Teknik Geofisika dan terpilih pada 17 Januari 2005. Ia menggantikan Kusmayanto Kadiman. Setelah menamatkan gelar sarjana Teknik Geologi di ITB pada tahun 1976, ia melanjutkan ke International Institute of Seismology and Earthquake Engineering di Tokyo, Jepang untuk postgraduate diploma pada 1979 dan kemudian meraih gelar M.Sc. untuk bidang Geotechnical Engineering dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand pada 1982. Gelar Doktor dalam Ilmu Teknik diraih pada tahun 1990 dari Institut Teknologi Bandung.

2Warsito

Dr. Warsito (Solo, 1967) adalah seorang penemu alat pemindai tubuh (tomografi) yang lebih murah dan akurat yang dinamakan ECVT (electrical capacitance volume tomography) [1]. Warsito meraih gelar doktor dari Universitas Shizuoka Jepang tahun 1997. Dia memulai riset tomografi ini sejak tahun 1991 ketika masih menjadi mahasiswa S1. Saat itu ia masih mengembangkan tomografi ultrasound yang bertujuan untuk mendeteksi kepekatan gas dan partikel di dalam reaktor berfasa banyak [2]. Selain melakukan penelitian, Warsito juga mengajar di Sekolah MIPA dan Fisika, Universitas Indonesia, mengarahkan murid-murid postdoctoral dari Universitas Negeri Ohio, Universitas Negeri Washington dan Universitas Shizuoka [3].
[sunting]Publikasi

W Warsito and L.-S.Fan, Neural network based multi-criterion optimization image reconstruction technique for imaging two- and three-phase flow systems using electrical capacitance tomography, 2001, Meas. Sci. Technol., 12, 2198-2210.
Warsito W. Fan L.-S; ECT imaging of three-phase fluidized bed based on three-phase capacitance model, Chemical Engineering Science, 2003.
Bing Du, W. Warsito, and Liang-Shih Fan, ECT Studies of Gas-Solid Fluidized Beds of Different Diameters, AIChE Journal, 2004.
W. Warsito and Liang-Shih Fan. 3D-ECT Velocimetry for Flow Structure Quantification of Gas-Liquid-Solid Fluidized Beds, Canadian Journal of Chemical Engineering, 2003.
W. Warsito, Q. Marashdeh and Liang-Shih Fan. Electrical Capacitance Volume Tomography, IEEE Sensors Journal, 2007, 7,525-535.

3.Nadirsyah Hosen

Dr. H. Nadirsyah Hosen, LLM, MA (Hons), PhD adalah orang Indonesia pertama yang diangkat sebagai dosen pada fakultas hukum di Australia. Pada tahun 2005 ia bekerja sebagai post-doctoral Research Fellow di TC. Beirne School of Law, Universitas Queensland, dimana ia mengajar mata kuliah "Comparative anti-terrorism law and policy" pada program master hukum.[1] Awal tahun 2007, Nadirsyah Hosen diangkat menjadi dosen tetap pada Fakultas Hukum, Universitas Wollongong. Ia mengasuh mata kuliah "Islamic Law" dan "Foundations of Law".[2]
Ia lulusan dari Fakultas Syari'ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia lalu meraih gelar Graduate Diploma in Islamic Studies, dan Master of Arts with Honours dari Universitas New England. Kemudian ia meraih gelar Master of Laws dari Universitas Northern Territory.
Peraih dua gelar doktor (PhD in Law dari Universitas Wollongong dan PhD in Islamic law dari National University of Singapore) ini telah melahirkan sejumlah artikel di jurnal internasional seperti Nordic Journal of International Law (Lund University), Asia Pacific Law Review (City University of Hong Kong), Australian Journal of Asian Law (University of Melbourne), European Journal of Law Reform (Indiana University), Asia Pacific Journals on Human Rights and the Law (Murdoch University), Journal of Islamic Studies (University of Oxford), and Journal of Southeast Asian Studies (Universitas Cambridge).
Disamping itu, Nadirsyah Hosen adalah seorang kiai dari organisasi Islam terbesar di Indonesia: Nahdlatul Ulama (NU). Sejak tahun 2005, ia dipercaya sebagai Ra'is Syuriah, pengurus cabang istimewa NU di Australia dan Selandia Baru.
Beberapa tulisan dan kolomnya tersebar di media massa Indonesia seperti Gatra[3], Media Indonesia, The Jakarta Post dan Jawa Pos. Kumpulan artikel keislamannya bisa dibaca di Isnet.[4]
Pada bulan September 2007 Nadirsyah Hosen meluncurkan bukunya, Shari'a and Constitutional Reform in Indonesia, yang diterbitkan oleh ISEAS (Institute of Southeast Asian Studies), Singapore, 2007.[5]

4.Djoko Iskandar

Djoko T. Iskandar (lahir di Bandung, 23 Agustus 1950; umur 59 tahun) adalah ahli zoologi Indonesia, yang memusatkan diri dalam cabangnya, herpetologi. Minat penelitiannya adalah Limnonectes, suatu genus katak, namun ia adalah pemeri pertama untuk katak kepala-pipih kalimantan (Barbourula kalimantanensis), satu-satunya kodok yang tidak berparu-paru. [1] [2]
Dia telah menerbitkan buku The Amphibians of Java and Bali, ISBN 979-579-014-5 (versi terjemahannya juga tersedia dalam bahasa Indonesia, Amfibi Jawa dan Bali). Saat ini Iskandar adalah guru besar di bidang sistematika, ekologi, dan evolusi vertebrata kecil untuk Institut Teknologi Bandung.

5.Wiranto Arismunandar


Prof Ir Wiranto Arismunandar (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 19 November 1933; umur 76 tahun) adalah Rektor Institut Teknologi Bandung masa jabatan tahun 1988-1997 dan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Ia merupakan kakak dari mantan Pangkostrad dan mantan Ketua KONI, Wismoyo Arismunandar.
Daftar isi [sembunyikan]
1 Pendidikan
2 Karir
3 Kehidupan Pribadi
4 Penghargaan
[sunting]Pendidikan

Sarjana, Fakultas Teknik Mesin, Universitas Indonesia, 1959
Master of Science, Mechanical Engineering, Universitas Purdue, Indiana, Amerika Serikat, 1960
Post-graduate study sebagai research associate, Department of Mechanical Engineering, Universitas Stanford, California, Amerika Serikat, 1961-1962
Karir

Guru Besar Termodinamika ITB (1973)
Wakil Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (1978-1989)
Rektor ITB (1988-1997)
Ilmuwan Senior Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (sejak 1989)
Penasihat Ahli PT. Dirgantara Indonesia (sejak 1989)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (1998)
Kehidupan Pribadi

Wiranto Arismunandar menikah dengan Sekarningroem Jooce, dikarunianya 6 orang anak, yaitu : Roy Indiarto, Stefina, Savarina, Mira Mirana, Ariati, dan Budiarto.
Penghargaan

Satyalancana Dwidya Sistha (1968, 1983, 1989, 1992)
Satyalancana Karya Satya Kelas I (1990)
Bintang Jasa Utama (1998)